Chapter 17. Pertemuan Pertama

8.3K 838 19
                                    

Madelyn duduk dengan lemas di tepi kasurnya. Karena kondisi kesehatannya yang kembali memburuk, akhirnya iapun memutuskan untuk beristirahat di rumah.

Semenjak ia mengetahui tentang Chris dan kemampuannya, Madelyn jadi sering kambuh, ia stress setiap malam, memikirkan apa yang dipikirkan Chris tentang dirinya dan keluarganya.

Madelyn merasa malu, khawatir dan takut, semua bercampur jadi satu.

Namun Madelyn tak pernah memberitahu Chris soal itu. Madelyn tak mau kembali menjadi beban untuk Chris.

Madelyn menghela nafasnya pelan. Ia menyandarkan punggungnya ke tumpukan bantal, dan memejamkan matanya.

Hari ini ia akan beristirahat dalam suasana yang sepi dan sunyi.

Ting nung!

Hingga tiba-tiba suara bel terdengar. Madelyn berdecak kesal.

Siapa yang datang?

Madelynpun turun dari kasur dan berjalan ke arah pintu apartemennya. Ia mengintip dari lubang kecil yang ada di pintu itu

Rashila.

Madelynpun membuka pintunya.

"Taraa!!"

Rashila tersenyum berbinar dan menunjukkan tentengan yang ia bawa, sementara Madelyn hanya menghela nafasnya pelan.

Suasana apartemen tidak akan sunyi lagi jika ada bocah ini, batinnya.

Mereka berduapun berjalan menuju ruang makan.

Rashila meletakkan tentengan yang ia bawa di atas meja.

"Tadi pagi pak Chris bilang ke aku hari ini kamu gak ngantor dan mau istirahat, jadi aku kesini aja deh."

"Lo gak kuliah emang?" tanya Madelyn yang sudah duduk di kursi.

"Enggak, hari ini gak ada kelas," jawab Rashila.

Rashila mengeluarkan kue dan minuman yang ia bawa dan mulai menyajikannya di meja.

Madelyn yang melihat semua itu sesungguhnya tidak nafsu, namun Rashila memaksanya untuk makan.

Akhirnya mereka berduapun makan bersama sambil berbincang.

"Madelyn?"

"Hm?"

"Kata kak Geo, hari ini pak Chris mau ketemu Marcel?"

Madelyn tiba-tiba tersedak kue yang ia makan. Ia buru-buru mengambil minum di atas meja.

Sementara Rashila mengerjap panik. Apa Madelyn belum tahu??

"Madelyn??" ucap Rashila mendekat.

"Lo bilang apa barusan?" ucap Madelyn setelah selesai minum.

Rashila menelan ludahnya. Sepertinya ia sudah keceplosan. Geovano tidak memberitahunya bahwa ini adalah rahasia, jadi Rashila pikir tidak apa-apa.

"I-itu.." ucap Rashila gelagapan.

Madelyn sontak berdiri. Ia sudah mendengarnya, ia mendengar ucapan Rashila barusan.

Madelyn masuk ke kamar dan mengambil ponselnya. Dengan tergesa ia menelfon Christian.

Kedua tangan Madelyn gemetar. Jantungnya berdetak kencang.

Apa-apaan Christian?? kenapa ia ingin bertemu Marcel?? tepat setelah Madelyn melarangnya untuk sekedar menunjukkan diri.

Madelyn menatap layar ponselnya. Tidak ada jawaban dari Chris.

Madelyn sontak melihat ke arah jam dinding. Jam bekerja sudah hampir selesai, itu artinya ada kemungkinan Chris akan segera menuju kesana.

MadelynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang