Chapter 27. Alat Pengaman

11.8K 777 25
                                    

Madelyn membuka pintu depan. Ia melihat seorang perempuan yang berdiri disana.

"Clara?" ucap Madelyn.

Clara tersenyum senang, sementra Madelyn mengerjap.

"Lo bukannya kerja?" tanya Madelyn.

"Aku udah izin masuk agak siangan, aku bilang aja ada urusan penting hahaha," ucap Clara.

Madelyn menggeleng-geleng. "Ayo masuk," ucapnya.

Mereka berdua kini berjalan menuju area ruang makan. Clara meletakkan tentengan yang ia bawa di meja.

"Wah ternyata udah lengkap perabotannya," ucap Clara menatap sekeliling.

"Iya, tapi masih ada beberapa yang belum," jawab Madelyn.

Clara mengangguk-angguk. Ia duduk di kursi samping Madelyn. "Jadi, kamu beneran tinggal berduaan sama pak Chris?" tanya Clara penasaran.

"Iya," jawab Madelyn.

Clara kini terdiam. Sesungguhnya, ia sudah mengetahuinya ketika Rashila mengatakan hal tersebut padanya. Tapi tetap saja Clara ingin tahu kepastiannya.

"Kalian ini udah kaya pasangan suami istri.." gumam Clara.

Madelyn tersenyum kecil.

"Ra," panggil Madelyn.

"Hm?"

"Gua kurusan ya?" tanya Madelyn.

Clara sontak memperhatikan Madelyn.

"Iya," jawab Clara. "Pasti kamu kurang makan."

Clara berdiri dan mengeluarkan bawaannya di atas meja. Ada beberapa kotak roti, buah, dan minuman.

"Ayo makan," ucap Clara.

Madelyn mengangguk. Namun seketika ia melihat satu plastik besar berisi belanjaan.

"Lo habis belanja?" tanya Madelyn.

"Iya, ini buat kamu juga."

"Hah??" ucap Madelyn.

Clara tersenyum. Ia kembali duduk di kursi.

"Aku tau selama tinggl disini, kamu pasti berniat masak untuk pak Chris kan?? makanya aku beliin bahan-bahan masak," ucap Clara semangat.

Madelyn mengerjap. Ia menghela nafasnya pelan.

Tadi pagi saja, Chris tidak sempat memakan cream soup buatannya. Lalu untuk apa Madelyn susah-susah masak?

"Madelyn? apa kamu baik-baik aja?"

Madelyn kembali menatap ke arah Clara. Ia tersenyum.

"Iya, udah gak usah dipikirin, gua tau lo juga banyak pikiran," ucap Madelyn.

Clara mengangguk pelan. Saat ini, Clara juga sedang berjuang, ia kerja di berbagai tempat untuk mengumpulkan uang demi menghidupi keluarganya yang sedang mengalami keterpurukan ekonomi, dan lilitan hutang.

Clara menghela nafasnya pelan. Tapi meskipun begitu, situasi Madelyn jauh lebih buruk dibanding Clara, setidaknya Clara tidak dikejar-kejar oleh seorang laki-laki yang terus menerornya, seperti Marcel pada Madelyn.

"Oh iya, Madelyn," ucap Clara melihat sekeliling.

"Kamar kamu yang mana?"

Madelyn yang sedang memakan roti, menunjuk sebuah pintu di rumah itu.

"Sebelahnya kamar pak Chris," ucap Madelyn.

Clara sontak menatap Madelyn. "Kalian tidurnya pisah??" tanya Clara.

MadelynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang