Chapter 56

6.9K 775 23
                                    

Matahari sudah bersinar cerah, namun udara masih terasa sejuk di pagi hari ini. Seorang laki-laki dengan pakaian rapih berjalan memasuki sebuah rumah sakit, menjalani rutinitasnya selama beberapa bulan terakhir.

Chris berjalan sambil membawa bouquet bunga segar di tangannya. Ia juga membawa makanan yang ia beli sebelum datang kesini.

Chris memasuki kamar. Ia melihat kekasihnya yang saat ini sedang duduk ditemani oleh seorang suster.

Madelyn seketika berbinar. Ia terlihat begitu senang karena kehadiran Chris.

"Madelyn udah mandi?" tanya Chris.

"Udah pak, barusan," jawab suster yang sudah selesai membantu Madelyn berpakaian.

"Makasih sus," ucap Chris.

Suster tersebut mengangguk. Ia berjalan keluar dari ruang rawat Madelyn.

"Mama kamu mana?"

"Mama lagi pulang dulu sebentar, nanti datang lagi," jawab Madelyn.

Chris mengangguk-angguk. Ia memasukkan bunga-bunga yang ia bawa ke dalam vas kosong yang ada di atas nakas. Kini bunga-bunga segar itu jadi penghias yang cantik di ruang rawat Madelyn.

Chrispun berjalan mendekat.

"Kamu pasti bosen makan makanan rumah sakit, jadi aku bawain kue pukis buat kamu."

Madelyn tersenyum. Ia melihat Cris yang sudah duduk di sampingnya.

Chris mengeluarkan dua kotak kue  yang ia beli ketika menuju kesini. Iapun mengambil satu potong dan mulai menyuapi Madelyn.

Madelyn memakannya dengan antusias. Ia tersenyum. "Enak," ucapnya.

Chris tersenyum. Ia menatap Madelyn yang semakin hari semakin terlihat sehat dan aktif. Di wajahnya sudah mulai terlihat sinar. Kedua matanya juga semakin hidup. Ia semakin sering berbicara dan meluapkan perasaan yang ia pendam.

Chris benar-benar bersyukur akan hal itu.

Kini pintu kamar Madelyn terbuka. Chris melihat Naomi yang berjalan masuk.

"Eh? Chris udah datang?" ucap Naomi.

Chris tersenyum. "Iya tante, mampir dulu sekalian beliin sarapan untuk Madelyn," jawabnya.

"Kamu mau berangkat kerja?" tanya Madelyn.

"Iya," jawab Chris.

Kini Madelyn terdiam sesaat. Ia memperhatikan wajah Chris. Laki-laki itu terlihat berbeda dari biasanya, atau ini hanya perasaannya saja?

"Kalo gitu aku berangkat dulu, kamu baik-baik ya disini, nurut sama dokter, jangan susah dibilangin," ucap Chris mengusap kepala Madelyn.

Madelyn mengangguk.

"Saya berangkat dulu ya tante," ucap Chris pada Naomi yang sedang merapikan pakaian Madelyn.

"Iya, hati-hati dijalan Chris."

Chris mengangguk. Iapun berjalan keluar dari ruangan itu.

Seketika, jantung Madelyn berdetak kencang. Ia memegang dadanya yang terasa sesak.

"Madelyn?? kenapa??" tanya Naomi panik.

Naomi segera mendekat. Ia berjongkok di depan Madelyn yang duduk di sofa. Puterinya terlihat terengah-engah.

"Madelyn??" tanya Naomi pada Madelyn yang masih tersentak.

Madelyn menatap wajah ibunya. Iapun mengatur nafasnya agar sedikit lebih tenang.

MadelynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang