Chapter 29. Every Inch of You, is Mine (18+)

11K 765 17
                                    

Malam hari di dalam kamar, Madelyn duduk dengan tenang di pinggir kasur, menatap ke arah jendela luar.

Madelyn sudah mengenakan piyama tidurnya, bersiap untuk beristirahat. Namun rasanya ia tidak akan bisa melakukannya. Pikiran Madelyn dipenuhi banyak hal.

Tok tok!

Suara pintu terdengar, Madelyn seketika panik.

"Madelyn? udah tidur?"

"B-belum Chris.." jawab Madelyn mendekat ke arah pintu.

Madelyn tak membuka pintunya, ia hanya terdiam di balik pintu.

"Kenapa?" tanya Madelyn.

"Mau ngobrol dulu?"

Madelyn menelan ludahnya. Ia kini berubah gugup.

Setelah kejadian di kediaman keluarga Chris beberapa saat lalu, Chris langsung membawa Madelyn pulang tanpa menghiraukan keluarganya yang memintanya tetap tinggal.

Sepanjang perjalanan, Madelyn hanya terdiam sambil meredakan tangisnya. Sementara Chris menyetir sambil sesekali memegang tangan Madelyn.

Namun keduanya tidak banyak bicara, bahkan Madelyn belum keluar dari kamar setelah keduanya sampai rumah.

"Aku sayang sama kamu Chris, tolong jangan nyerah.."

Madelyn mengacak rambutnya frustasi. Mengucapkan kalimat tersebut sambil menangis tersedu-sedu, bukankah itu memalukan??!

Apa sih yang ia pikirkan?? batin Madelyn merutuki dirinya sendiri.

"Madelyn?"

Madelyn tersadar. Ia hampir lupa sedang berbincang dengan Chris di balik pintu.

"Ah, b-besok aja gimana? aku udah ngantuk," ucap Madelyn.

Chris terdiam beberapa saat, membuat Madelyn khawatir.

"Chris?"

"Madelyn?" keduanya berucap bersamaan.

"Kenapa?" ucap Madelyn.

"Apa kamu serius, soal yang kamu bilang tadi?" tanya Chris.

Madelyn membelalak. Sesuai dugaannya, Chris pasti ingin membicarakan tentang hal itu.

"Ah.. aku ngantuk banget.. good night Chris."

Cklek.

Madelyn mengunci pintunya, sebagai tanda agar Chris pergi dari sana. Ia dapat mendengar Chris yang menghela nafas.

"Good night," ucap Chris.

Chrispun bergegas pergi, dapat diketahui dari suara langkahnya, sementara Madelyn merosot di balik pintu.

Entah kenapa, egonya yang tinggi membuatnya sulit berucap. 

Lagipula, untuk apa Chris bertanya lagi?? apa ia tidak sadar Madelyn malu membicarakan hal tersebut??

***

Keesokan harinya.

Ruang makan terasa begitu sunyi. Tidak ada satupun yang berucap, hanya suara sendok dan garpu yang beradu.

Madelyn sesekali melirik ke arah Chris, begitupula Chris pada Madelyn.

Entah kenapa, suasananya malah semakin terasa awkward diantara mereka berdua.

"Madelyn?"

Hingga Chris mengeluarkan suaranya, membuat Madelyn menatap.

"Yang semalam, apa kamu-"

MadelynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang