Chapter 22. Long Time No See

7.4K 709 22
                                    

"Demi Tuhan pak! saya gak ngelakuin apa-apa!"

"Mohon maaf mbak, tapi ini keputusan dari atasan dan gak bisa diganggung gugat."

"Saya bisa jelasin pak!"

"Mohon maaf sebesar-besarnya mbak, tapi saya akan segera urus suratnya dan mulai besok mbak gak perlu datang lagi ke kantor ini."

"Tapi pak-"

"Kalau gitu saya permisi."

Seorang laki-laki paruh baya berjalan keluar dari ruang divisi di perusahaan Emery Group. Laki-laki itu adalah salah satu staff ketenagakerjaan di perusahaan ini.

Staff tersebut baru saja menjalankan tugasnya, yaitu memberitahu salah satu karyawan di ruangan ini, bahwa kontrak kerjanya secara terpaksa dihentikan, dan ia harus segera resign dari perusahaan ini.

Perempuan itu adalah Vivian, perempuan yang kini terlihat frustasi.

Vivian tidak mengerti kenapa semua ini bisa terjadi padanya. Kenapa ia dipecat dari perusahaan ini??

Sementara itu, semua karyawan yang ada di ruangan tak bisa berucap. Mereka sadar mereka tidak dapat membantu Vivian, termasuk Nadira yang kini hanya terdiam menatap Vivian dari mejanya.

Nadira menelan ludahnya. Ia kini penasaran, ia penasaran apakah benar Vivian melakukan semua yang ia dengar semalam.

Bukankah itu mengerikan?

"Nadira?"

Nadira tersentak. Ia langsung berdiri dan berjalan memasuki ruang kepala divisi setelah Christian memanggilnya.

Nadira memasuki ruangan Chris.

"Iya pak?"

"Sini bentar," ucap Chris.

Nadira langsung berjalan mendekati meja Chris. Ia menerima beberapa berkas yang Chris berikan.

"Tolong kasih semuanya ke atas," ucap Chris.

"B-baik," jawab Nadira mengangguk, namun ekpresinya terlihat khawatir.

"Kenapa?" tanya Chris.

Nadira mengerjap. "Ah.. enggak pak.. itu.." ucap Nadira ragu.

"Vivian baru aja diminta bagian HRD untuk batalin kontrak, kasian, aku jadi kepikiran," ucap Nadira.

Chris yang mendengar itu terdiam.

"Emang dia ngapain?" tanya Chris.

Nadira menelan ludahnya. Sesungguhnya ia juga tidak yakin, namun setelah melihat secara langsung kejadian tadi, Nadira jadi percaya bahwa semua kabar yang beredar memang benar adanya.

"Semalem ada berita besar di group chat, katanya Vivian ketauan nyebarin data rahasia perusahaan kemana-mana, dan sekarang dia dipecat," ucap Nadira berbisik pelan.

Chris tidak bereaksi beberapa saat. Hingga ia menghela nafasnya pelan.

"Gitu.." ucap Chris.

Nadira mengangguk. "Kok bisa ya pak? saya gak nyangka Vivian seberani itu, saya aja gak pernah kepikiran kesana," ucap Nadira.

Chris tersenyum.

"Udah sana, kasih berkasnya ke bagian atas," ucap Chris yang kini kembali menatap layar komputernya.

"Baik pak," jawab Nadira, perempuan itu akhirnya berjalan ke arah luar.

***

Jam kerja akhirnya selesai. Suasana di kantor mulai sepi karena para karyawan yang satu persatu kembali ke rumah masing-masing.

MadelynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang