Chapter 50

6.4K 746 43
                                    

"Jadi kamu mau melamar anak saya??"

Saat ini, Chris sedang berada di kediaman Vivian. Ia baru saja selesai makan malam bersama kedua orangtua Vivian, sekaligus mengungkapkan keinginannya untuk melamar puteri mereka.

"Iya bu, kalau ibu mengizinkan," ucap Chris.

Ibu dan ayah Vivian saling menatap. Keduanya terlihat begitu tersentak.

"Tentu kami mengizinkan, dari awal kan kami memang ingin sekali kalian berdua bersama, ibumu juga selalu menginginkan itu kan Chris?"

Chris mengangguk. "Iya, dari dulu mama selalu minta saya untuk balikan sama Vivian, tapi karena satu dan dua hal lain, saya gak bisa."

"Tapi sekarang saya udah yakin, om, tante, dan saya juga udah cukup dewasa, saya pikir udah waktunya saya serius dalam menjalin hubungan."

Ibu dan ayah Vivian kini tersenyum, keduanya menatap Chris, kemudian Vivian yang duduk di samping Chris.

"Gimana, Vivian?" tanya sang ayah.

Vivian menggigit bibirnya. Ia tak kuasa menahan senyumnya.

Vivianpun mengangguk. "Aku mau ma, pa," ucapnya.

Ibu dan ayah Vivian ikut tersenyum. "Baik kalau begitu, kami setuju."

Vivian tak kuasa. Ia menutup mulutnya agar suara teriakkannya tak terdengar, sementara keduan orangtuanya kini tertawa geli.

Ibu Vivian menatap Chirs. "Jadi kalian mau langsung nikah, atau tunangan dulu?" tanya Chris.

"Tunangan dulu aja tante, setelah itu baru kita diskusiin untuk persiapan selanjutnya."

"Oke, mau kapan tunangannya?"

Chris terdiam berpikir. "Gimana kalau minggu depan?"

"Wah cepet banget, emang kamu udah siapin acaranya?"

"Udah tante, saya juga udah beli cincin."

Vivian yang mendengar itu tersentak. Ia tidak tahu kalau Chris sudah sesiap itu.

"Tante gak perlu mikirin apa-apa, keluarga saya udah persiapkan semuanya, om dan tante cukup dateng aja."

Kedua orangtua Vivian tak kuasa tersenyum mendengarnya. "Baik kalau gitu."

Chris mengangguk. Ia melihat ke arah jam yang ia kenakan.

"Udah malem, kalau gitu saya pamit ya tante, om, makasih banyak makan malamnya."

Chris berdiri dari kursinya, begitupula kedua orangtua Vivian.

"Buru-buru banget Chris, baru jam segini?" ucap ibu Vivian.

Chris tersenyum. "Masih ada kerjaan yang belum selesai tadi."

"Yaudah kalau gitu, hati-hati ya."

Chris mengangguk. Ia menatap Vivian di sampingnya.

"Ayo aku antar ke depan," ucap Vivian.

Chris mengangguk. Keduanyapun berjalan menuju depan rumah. Vivian menatap Chris yang hendak menaiki mobil.

"Chris?"

Chris menengok. Ia melihat Vivian yang tersenyum padanya.

"Aku gak nyangka kamu udah beli cincin, kenapa gak ngajak aku?" tanya Vivian.

"Biar surprise," jawab Chris.

Vivian tersenyum. Ia mendekat dan memeluk Chris.

"Makasih Chris, makasih udah bikin aku senang, makasih udah mau serius sama aku," ucap Vivian.

MadelynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang