Chapter 32. Jalan Keluar?

9.4K 824 21
                                    

Saat ini, Chris sudah berada di ruang tamu. Ia duduk di sofa.

Chris baru saja mengizinkan dua orang masuk ke dalam rumahnya. Dua orang itu adalah ayah dan ibunya. 

"Jadi ini rumah yang kamu beli?" Chris melihat ayahnya yang duduk di depannya.

Chris mengangguk. "Iya pa," jawab Chris.

"Langsung lunas?" tanya ayah Chris yang bernama Joseph.

"Iya," jawab Chris lagi.

Joseph mengangguk-angguk. Itu artinya, puteranya sudah menghasilkan lebih banyak dari yang ia bayangkan.

Rumah ini berukuran sedang. Tidak terlalu besar, namun cukup besar untuk satu keluarga. Halamannya luas, dan lokasinyapun sangat strategis di tengah kota Jakarta.

Joseph memperkirakan rumah ini minimal berharga dua milyar.

"Jadi karirmu berjalan lancar di perusahaan Emery?"

Chris yang mendengar itu terdiam. Pertanyaan macam apa itu? batinnya.

"Pantas saja kamu betah disana," ucap Joseph.

Chris menatap kedua orangtuanya. "Sebenarnya, mama dan papa ada perlu apa kesini?" tanya Chris.

Joseph tersenyum. "Kamu masih nanya? setelah semua yang udah kamu lakukan?"

Chris berdecak kesal. "Emangnya aku ngelakuin apa? aku ini udah besar, apa yang salah dengan aku nentuin jalan hidupku sendiri?"

"Nentuin jalan hidup sendiri, dengan mencoreng nama baik keluarga kita??"

Chris bersandara di sofa. Ia memijat keningnya, lelah dengan semua ini.

"Nama baik lagi nama baik lagi.." gumam Chris.

Chris menatap ayahnya dengan tajam.

"Papa aja gak pernah pulang ke rumah, sekarang aku pergi dari rumah baru deh pulang, gimana mau baik nama keluarga kita??" ucap Chris.

"Christian!" Helena membentak.

"Papamu kerja keras demi keluarga kita, gak seperti kamu yang kerja keras untuk perempuan yang baru kamu kenal!"

Chris berdecak kesal, sementara Joseph menghela nafasnya.

"Kamu, bersikap seperti ini, kenapa? apa kamu sudah merasa mandiri?"

Chris sontak menatap ayahnya. "Hah?" ucapnya.

Joseph tersenyum. "Kamu merasa mandiri, Christian?"

Chris berdecak. "Aku angkat kaki dari rumah tanpa bawa apapun, aku beli rumah, mobil, motor, semuanya pake uang sendiri, lalu buat apa papa masih nanya?"

Joseph tersenyum. "Gitu?" ucapnya.

Tiba-tiba, Joseph berdiri. Ia berjalan sedikit ke arah pintu rumah yang terbuka. Joseph melihat ke arah luar.

"Kalau gitu, berarti papa harus ingatkan kamu satu hal, Christian."

Chris yang masih duduk di sofa, menatap punggung ayahnya.

"Kamu tidak se-mandiri yang kamu kira, kamu itu sangat bergantung sama seseorang, kamu terus bergantung sampai-sampai kamu gak akan dapetin semua ini kalau bukan karena orang itu."

Chris mengernyit. Apa yang ayahnya bicarakan?

"Bahkan sampai detik inipun, kamu masih bergantung pada orang itu."

Joseph berbalik.

"Romeo," ucapnya.

Chris mengernyit. "Hah?" ucapnya tak mengerti. Chris menatap ayahnya yang kini tersenyum.

MadelynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang