Hari ini adalah hari Minggu. Chris sedang berada di dalam kamar mandi. Ia berdiri terdiam di bawah shower yang sedari tadi menyiram tubuhnya.
Tiap kali mandi, Chris sering teringat momen-momennya bersama Madelyn, terutama ketika Madelyn menggodanya agar tidak marah lagi padanya.
Chris tersenyum. Kalau dipikir-pikir, hubungannya dengan Madelyn mengalami progres yang sangat baik. Madelyn yang pada awalnya tak mau tersenyum padanya, perlahan berubah menjadi bagian dari hidupnya.
Meskipun saat ini, ia ia tidak berada disini.
Sudah enam bulan terlewat. Tiap detiknya Chris gunakan untuk berharap. Berharap ada perubahan, berharap ada cahaya yang muncul di dalam kegelapan.
Sedari tadi, ada banyak sekali yang Chris pikirkan, begitupula yang orang-orang pikirkan tentang dirinya.
Sejak semalam, puluhan pesan dan panggilan ia terima. Sanak keluarga, kerabat dekat dan lainnya bertanya-tanya, apa yang sesungguhnya terjadi kemarin malam?
Tapi Chris tidak tertarik untuk menjelaskan. Ia bahkan tidak tahu apakah Vivian akan dipenjara atau tidak, sebab kedua orangtuanya pasti berusaha keras menggunakan uang agar puteri mereka tidak dipenjara.
Dunia memang kejam, maka dari itu, Chris ingin orang-orang tahu siapa yang paling berhak menerima cibiran.
Setelah kejahatan Vivian terbongkar di depan puluhan orang, Chris sudah merasa cukup puas. Paling tidak sekarang Vivian akan hidup dengan title bertuliskan pembunuh di dahinya. Ia tidak akan bisa menjalani hidup yang sama.
Drrt drrt
Chris melihat ponselnya yang ia letakkan di meja. Kali ini ibunya yang berusaha memanggilnya.
Chrispun mematikan aliran shower. Ia mengangkat panggilan ibunya sambil menghanduki dirinya.
"Chris? kamu jadi ke rumah?"
"Jadi ma, ini baru selesai mandi."
"Yaudah kalau gitu, cepet ya, Angela udah nangis-nangis daritadi."
"Iya."
Chris menghela nafasnya pelan.
Semalam, setelah pulang dari gedung pertunangan, kedua orangtua Chris terus membicarakan tentang Vivian dan Madelyn hingga sampai di rumah.
Angela yang sebelumnya tak mengetahui apapun, jadi tak sengaja mendengarnya. Kini ia sudah mengetahui semua, tentang keguguran Madelyn, dan juga kondisinya.
Angela begitu marah karena tidak ada yang memberitahunya. Iapun memaksa Chris untuk membawanya menemui Madelyn.
Chris setuju. Ia akan pergi ke rumah ibunya untuk menjemput Angela.
***
Mobil Chris akhirnya sampai di rumah orangtuanya. Chris turun dan berjalan memasuki ruang tengah.
Disana, ia melihat kedua orangtuanya, dan juga Angela yang sedang menyusui bayinya.
"Chris..?" Angela menatap Chris dengan kedua matanya yang sembab.
Chris tersenyum. Padahal seharusnya seorang ibu menyusui tidak boleh stress. Itu akan mempengaruhi pola makannya, yang berujung pada penurunan kualitas air susunya.
"Bentar ya Chris, Angela nyusuin dulu," ucap Helena.
"Iya, santai aja, aku juga belum sarapan," ucap Chris.
"Makan gih mama udah masak," ucap Helena.
Chris mengangguk. Iapun berjalan ke arah ruang makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Madelyn
RomanceMadelyn adalah perempuan yang kuat, ia tidak suka terlihat lemah di depan orang lain. Namun entah kenapa, tiap berhadapan dengan laki-laki bernama Christian, seluruh kekuatannya seketika luntur? tubuhnya bergerak seolah ia adalah submissive? sesuatu...