Chapter 34. Kejutan

6.8K 698 5
                                    

Beberapa hari kemudian.

Suara mobil terdengar memasuki pagar. Madelyn yang sedari tadi duduk di ruang tamu, sontak membuka pintu. 

Madelyn melihat Chris yang turun dari mobil dan langsung menghampirinya.

"Gimana?" tanya Madelyn.

Chris tersenyum. "Udah, aku udah resmi resign dari Emery, udah ngobrol jug tadi sama om Gabriel."

"Om Gabriel gakpapa?" tanya Madelyn.

"Gakpapa, awalnya dia kecewa pas tau aku mau keluar, tapi setelah aku jelasin alasannya, dia ngerti kondisi aku."

"Om Gabriel juga bilang kapanpun aku butuh bantuan, dia akan tetep bantu, terutama kalau udah menyangkut Marcel."

Madelyn yang mendengar itu menghela nafasnya lega, sementara Chris tersenyum.

"Jangan khawatir Madelyn, yang penting sekarang, aku dan kamu udah dapat restu, jadi kita gak perlu sembunyi-sembunyi lagi."

Madelyn yang mendengar itu terdiam. Chris benar-benar melakukannya. Ia melakukan semuanya.

"Chris, makasih ya, kamu udah relain semuanya demi aku," ucap Madelyn pelan.

Chris tersenyum. Ia menarik Madelyn mendekat dan memeluk kekasihnya dengan erat.

Sesungguhnya, Chris tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Bekerja di perusahaan ayahnya memang sesuatu yang tak ia inginkan, namun disaat yang sama, itu bukan hal yang buruk.

Chris melepas pelukannya. Ia memegang kedua pipi Madelyn dan menatap wajah Madelyn.

Kecupan lembut Chris berikan di bibir kekasihnya. Lama kelamaan berubah jadi ciuman.

Keduanya sama-sama memejamkan mata.

Tangan Madelyn melingkar di leher Chris. Beberapa saat hingga ciuman itu terlepas.

Kini Madelyn dan Chris saling menatap. Keduanya tersenyum.

"Sekarang, kamu cukup fokus sama magang kamu, dan juga cepat selesain kuliahmu," ucap Chris.

"Setelah kamu lulus, baru kita obrolin tentang rencana pernikahan kita, oke?"

Madelyn yang mendengar itu menelan ludahnya.

Sesungguhnya, Madelyn tak pernah kepikiran untuk nikah muda. Madelyn bahkan sempat berpikir untuk tidak menikah seumur hidupnya. Ia terlalu takut menghadapinya.

Namun karena laki-laki di hadapannya, rasa takut Madelyn seolah hilang. Madelyn rela memberikan apapun untuk Chris.

Madelyn mengangguk. Tanda ia menerimanya.

Chris tak kuasa tersenyum. Ia kembali mencium bibir Madelyn, calon istrinya.

Drrt drrt

Hingga ponsel Chris berbunyi. Chris terpaksa menghentikan ciumannya dengan Madelyn.

Chris mengambil ponsel di kantung celananya, sementara Madelyn menggigit bibirnya, memperhatikan Chris yang kini sedang bertelfonan.

"Kenapa?"

"Ah iya, yaudah dateng aja, nanti gua kasih alamatnya," ucap Chris.

Chris memutus panggilannya. Ia menatap Madelyn yang terlihat penasaran.

"Temen-temenku dari kantor Emery mau dateng kesini, katanya mau bikin pesta perpisahan," jelas Chris.

"Ah.." Madelyn mengangguk paham.

"Yaudah kalau gitu, aku nanti di kamar aja," ucpa Madelyn.

"Sebenarnya, gakpapa kok mereka tau kamu tinggal disini, kamu gak perlu sembunyi," ucap Chris.

MadelynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang