Chapter 36. Hamil?

9.9K 784 21
                                    

"Marcel yang bikin mama bebas dari penjara."

"Marcel nyari uang terus menerus sampe akhirnya cukup untuk mama bisa keluar dari penjara."

"Marcel juga yang bayarin kontrakan ini, semua sama segala perlengkapannya."

Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Madelyn menatap langit-langit kamar. Sedari tadi ia berusaha tidur namun kesulitan.

Madelyn tidak bisa berhenti memikirkan ucapan ibunya sore tadi. Semuanya benar-benar membuatnya kepikiran.

Dan juga, disaat yang sama..

Madelyn melirik ke arah Chris yang tidur di sampingnya.

"Marcel adalah kriminal, dia adalah orang yang buruk, apapun tujuan dia menjadi buruk, aku gak peduli, Marcel udah nyelakain kamu berkali-kali."

Madelyn menelan ludahnya. Semenjak dari rumah ibunya tadi, Chris tidak banyak bicara padanya.

Mungkin ia sedang menahan emosinya dan memilih untuk tidak berucap. Tapi hal itu justru membuat perasaan Madelyn campur aduk.

Madelyn mengerti Chris tidak akan pernah memaafkan Marcel, Madelynpun juga mungkin begitu.

Akan tetapi, Madelyn seperti menyadari sesuatu hal.

Marcel terus memperjuangkan kebahagiaan ibunya, sedangkan Madelyn tidak. Madelyn bahkan tidak pernah mengunjungi ibunya, atau menghubunginya.

Madelyn tidak peduli sama sekali.

Hal tersebut membuat hati Madelyn seperti tertusuk. Madelyn merasa sangat buruk.

Ia terus menyebut ibunya tidak pantas menjadi ibu. Lalu bagaimana dengan Madelyn? apa ia pantas jadi seorang anak?

***

Keesokan harinya.

Saat ini, Madelyn dan Chris sudah berada di dalam mobil. Keduanya sudah berpakaian rapih.

Chris hendak berangkat kerja di kantor ayahnya, sementara Madelyn akan magang di kantor Emery. 

"Hari ini aku pulang malam, Romeo bilang ada urusan penting yang mau dia diskusiin."

"Iya, nanti jangan lupa makan malam," ucap Madelyn.

Chris mengangguk.

Madelyn melirik ke arah Chris. Sepertinya Chris sudah tidak emosi seperti kemarin.

"Christian, soal yang kemarin, aku minta maaf," ucap Madelyn.

Chris menghela nafasnya pelan. Ia menatap Madelyn di sampingnya.

"Gakpapa, aku juga salah," jawabnya.

"Tapi.. aku serius dengan semua yang aku ucapin kemarin Madelyn, aku gakmau kamu kasih celah buat Marcel, aku gakmau kamu memaklumi apapun yang dia lakukan," tutur Chris.

Madelyn mengangguk. "Iya," ucapnya.

Chris menghela nafasnya sambil menatap ke arah depan, sementara Madelyn terdiam. Ia paham. Ia paham bahwa Chris hanya khawatir Madelyn memaafkan Marcel begitu saja.

"Ohiya," ucap Madelyn.

"Kamu kan nanti malam lembur, kalau gitu, nanti pulang dari magang aku mau langsung ke rumah mama ya?"

Chris terdiam sesaat. Ia berpikir.

"Gak bisa, kamu gak boleh ke rumah ibumu."

Madelyn yang mendengar itu tersentak. "K-kenapa..?" tanyanya.

MadelynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang