Waktu berlalu seperti air yang mengalir. Tak ada yang bisa menghentikannya kecuali takdir. Kadang terasa cepat, kadang juga terasa lambat.
Hari demi hari berlalu. Sebab waktu adalah sesuatu yang tak bisa dilawan, maka dari itu, banyak manusia yang berusaha memanfaatkannya sebaik mungkin.
Tak terasa, tiga bulan sudah berlalu setelah kejadian itu. Kejadian yang menghilangkan nyawa yang baru tercipta, namun wujudnya belum sempat melihat dunia.
Tiga bulan adalah tiga hari untuk beberapa orang, namun tiga bulan merupakan tiga tahun untuk sebagian lainnya.
Saat ini, aktivitas berjalan seperti biasa di kantor. Seorang laki-laki yang sudah duduk di kursinya mulai mengerjakan pekerjaan yang begitu menumpuk.
Distraksi ia perlukan, agar tidak terus-terusan memikirkan hal yang membuatnya merasa terluka.
Chris menghela nafasnya kasar.
Padahal sebelum Romeo mengambil cuti, pekerjaannya sudah banyak, namun kini jadi hampir dua kali lipat.
Tok tok!
"Masuk."
Seorang perempuan berjalan masuk ke dalam ruangan Chris. Ia membawa berkas di tangannya.
"Pak Chris, ini laporan yang diminta."
Chris melihat perempuan itu. Vivian yang memberikan berkas tersebut padanya.
"Ah, iya, makasih," jawab Chris.
Vivian tersenyum dan mengangguk. Ia masih berada disana, berdiri terdiam.
Chris menatap Vivian.
"Ada apa lagi?" tanyanya.
"Ah.. enggak.. i-tu.."
Vivian berucap dengan gugup.
"Apa nanti siang, mau makan bareng lagi?" tanyanya.
Chris terdiam beberapa saat, sementara Vivian menunggu dengan gugup.
"Boleh," jawab Chris tersenyum.
Vivian menggigit bibirnya. Ia berusaha keras agar tidak berteriak. Ia masih belum terbiasa dengan semua ini.
"Oke kalau gitu, aku tunggu di tempat kemarin," ucap Vivian.
Chris mengangguk.
Akhirnya, Vivianpun berjalan keluar. Ia mengatur nafasnya yang tak beraturan.
Setelah pintu tertutup, Vivian menutup mulutnya yang hampir berteriak. Ia begitu senang hingga tak bisa dideskripsikan.
Hal yang tak pernah terbayangkan olehnya, kini benar-benar terjadi.
Hubungan Vivian dengan Chris yang membaik, bahkan menunjukkan progers yang siginfikan.
Vivian masih ingat ketika ia pertama kali bertemu Chris sejak bekerja di kantor ini, sekitar tiga bulan yang lalu.
Flashback dimulai.
Ting!
Pintu lift terbuka. Vivian melihat Chris yang berdiri di depan lift.
Vivian tak kuasa tersenyum. Apa Chris sudah mulai masuk kerja lagi? batinnya.
Chris masuk ke dalam lift. Ia berdiri di samping Vivian.
Liftpun mulai naik ke atas.
Vivian melirik Chris di sampingnya.
"P-pagi Chris," ucap Vivian.
Beberapa saat suasana hening, Vivian sudah tahu bahwa Chris tak akan menjawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Madelyn
RomanceMadelyn adalah perempuan yang kuat, ia tidak suka terlihat lemah di depan orang lain. Namun entah kenapa, tiap berhadapan dengan laki-laki bernama Christian, seluruh kekuatannya seketika luntur? tubuhnya bergerak seolah ia adalah submissive? sesuatu...