My Cold boyfriend [TAMAT]✔️ Belum direvisi

My Cold boyfriend 52

"kamu.. "

"kamu ko ada disini"

Orang yang Arya tanya itu pun terdiam seketika, mungkin dia kaget dengan keberadaan Arya disini.

"jadi selama ini kamu tinggal disini"

"astaga nga nyangka aku bisa ketemu kamu disini"

"semua temen temen kamu sibuk nyariin kamu. Kamu kenapa nga bilang sama mereka kalo kamu ada disini"

"Alea kamu masih ingatkan sama aku," tanya Arya pasalnya sejak tadi ia bertanya tak satupun Alea jawab.

"ii.. Iya kak Alea masih ingat"

"kamu sekarang tinggal disini," tanya Arya mengulang pertanyaan nya tadi.

"iya Alea tinggal disini," jawab Alea sambil memperhatikan sekitarnya.

"kamu cari siapa sih," tanya Arya ikut melihat kearah yang Alea perhatikan sejak tadi.

"kak Arya sama siapa disini"

"oh aku, Aku sendiri ko emang kamu cari siapa"

"oh aku tau kamu pasti cari Ang.. "

"eh kak Alea duluan yah," Potong Alea ketika Arya hendak menyebut nama seseorang yang Alea tak ingin dengar untuk sekarang ini.

Alea segera berjalan menjauhi Arya namun Arya tak ingin menyia nyiakan kesempatan ini dia pun mengikuti Alea dari belakang tanpa sepengetahuan Alea.

Hingga Alea berhenti ketika bertemu dengan seorang gadis bule di depan pusat perbelanjaan itu.

Arya pun mencari tempat persembunyian agar tak dilihat oleh Alea.

"siapa tu cewek," tanya Arya pada dirinya sendiri.

Arya masih berada ditempat persembunyian nya, dia mencoba mendengarkan semua pembicaraan Alea dan bule itu.

"Al, kamu kenapa ko mukanya pucet gitu kamu sakit," tanya Meyka sedikit khawatir.

"Mey aku ketemu sama kak Arya," jawab Alea sedikit gemetar.

"kak Arya itu siapa," tanya Meyka tidak paham.

"aiss aku lupa kamu nga tau yah dia siapa. Emm gini kak Arya itu kakak nya ituloh kakak nya mantan ku"

"hah jadi dia ada disini, trus dia ngenalin kamu nga"

"iya Mey dia masih bisa ngenalin aku gimana dong, gimana kalo adek nya juga gitu"

"yaudah kita pulang aja sekarang," Meyka langsung menarik Alea ke mobilnya.

"wah harus gua ikutin nih," dengan segera Arya mengikuti mobil yang dipakai Alea dan temannya itu.

"Sir Please follow the car in front,"
(pak, tolong ikuti mobil di depan,) suruh Arya pada supir taksi yang ditumpanginya agar mengikuti mobil Alea.

Mobil Alea melaju dengan kecepatan tinggi sehingga supir taksi yang membawa Arya sedikit kewalahan mengejar mobil Alea.

Untung saja jalanan tidak macet seperti di Jakarta jadi taksi itu bisa leluasa mengajar mobil Alea yang sudah cukup jauh itu.

Hingga mobil Alea berhenti disebuah rumah minimalis di kawasan perumahan elite.

"Sir Stop here"
(pak berhenti disini saja,) ucapnya seraya membayar biaya taksi nya.

Setelah turun dari taksi Arya berjalan pelan pelan kearah gerbang rumah bercat putih itu.

"Al, aku pulang dulu yah. Jangan terlalu dipikirin yang tadi," itu yang Arya dengar antara percakapan Alea dan temannya itu.