|Vote dan comment dipersilahkan sebagai bentuk apresiasi bagi seorang penulis|
©callmeRIES"Jadi, maksudmu kita tidak akan menyerang secara langsung?" tanya Chanyeol terkejut. Saat ini mereka sedang rapat untuk membahas perebutan kembali tahta Kekaisaran Kim.
Jennie mengangguk. Ia sudah memikirkan semuanya sejak ia pergi ke Kekaisaran Min. Bahkan, rencana besar yang ia mulai dari sana pasti akan membuahkan hasil bila mereka menyerang secara diam-diam.
"Bukan maksudku menganggap pasukan kita tidak sanggup berperang. Aku hanya tidak ingin kita menumpahkan lebih banyak darah," jelas Jennie.
Rose serta Jisoo menatap Jennie sejenak. Mereka sangat setuju dengan rencana Jennie. Sudah cukup perang 3 tahun lalu menumpahkan banyak korban. Sudah cukup tangan mereka penuh dengan darah orang-orang yang mati karena mereka.
"Aku setuju. Kita harus memakai rencana itu," seru Rose yang langsung mendapat perhatian semua orang.
"Begini, pikirkan tentang hal paling penting untuk berperang. Pasukan! Pasukan kita memang kuat, tapi kita kalah jumlah dibandingkan pasukan Kaisar Min. Sama saja bunuh diri bila kita memaksa berperang. Sekarang bukan saatnya untuk egois, yang harus kita pikirkan adalah rakyat," lanjut Rose meyakinkan.
Ia tahu bagaimana mereka haus darah untuk membalas dendam. Ia tahu pikiran mereka dilingkupi ego ingin berperang. Namun, bila 2 hal itu dijadikan dasar maka kekalahan akan kembali datang untuk kedua kalinya. Terlebih lagi, rencana Jennie sangat rapi. Akan sangat bodoh bila mereka mengabaikan rencana sebagus itu.
Chanyeol menghela nafas. Apa yang dikatakan Rose memang benar. Menimang-nimang sebentar, akhirnya ia mengangguk. Sebelum menjawab, Chanyeol menoleh pada Sehun. Lelaki itu juga nampak memikirkan rencana Jennie dan penjelasan Rose.
Sehun yang menyadari tatapan Chanyeol pun turut membalasnya, kemudian mengangguk yakin sebagai tanda ia setuju.
"Baiklah, kami ikuti rencanamu," jawab Chanyeol.
Ketiga gadis itu tersenyum.
"Tugas melumpuhkan pasukan di malam penyerangan biar menjadi tanggung jawabku," ucap Rose menawarkan dirinya.
"Tidak! Terlalu berbahaya!" larang Chanyeol tegas. Ia mengintimidasi Rose agar mengurungkan niatnya.
Rose menatap Chanyeol datar. Semangatnya tiba-tiba hilang setelah mendengar larangan tersebut.
"Aku tidak selemah itu, Chan! Lebih berbahaya medan perang daripada menyerang diam-diam," tekan Rose.
Keduanya saling melemparkan tatapan tidak setuju satu sama lain.
"Tetap saja itu berbahaya! Kau seorang perempuan, kau harus menyadari itu! Aku sebagai komandan pasukan ini melarangmu!" bentak Chanyeol.
Rose terkejut sekaligus marah. Ia tidak suka ditentang, apalagi diremehkan. Ia benci kedua hal itu.
"Cih! Sombong sekali kau! Rasanya aku ingin membuatmu sekarat sekarang!" Rose hampir memukul Chanyeol, tapi dihentikan Jennie.
Perlahan tangannya ia turunkan, lalu mengatakan, "Aku hanya menuruti kata Jennie dan Jisoo. Bila mereka bilang 'ya', siapapun tidak ada yang bisa menghentikanku," ujar Rose dingin.
Suasana di ruangan itu mendadak menegang. Tidak ada yang berani mengucapkan sepatah kata pun. Kemarahan dari seorang bangsawan murni terasa sangat mengerikan.
"Aku setuju Rose yang bertanggung jawab. Em, bagaimana ya ... dia terlalu hebat untuk diremehkan kemampuannya," kata Jisoo santai sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen (SUDAH TERBIT)
Fanfiction[Only on Wattpad! Dan sudah dibukukan.] Berbekal otak jenius dan kemampuan bela diri, empat gadis cantik yang tidak saling kenal dipertemukan di 'masa' yang berbeda. Menyeberangi dimensi ke abad-16, tempat di mana orang terhebatlah yang paling dihor...