02. 'Putri Agung' - 'Bangsawan Ruby'

7.3K 797 51
                                    

|Vote dan comment dipersilakan sebagai bentuk apresiasi bagi seoranh penulis|
©callmeRIES

Ketika Jisoo bersama Yuna berkeliling di Istana Emerald, dari kejauhan tampak pria dengan segala wibawa dan aura intimidasi berjalan berlawanan dengan keduanya. Jika Jisoo tidak salah menebak pasti orang itu,--

"Beliau kaisar, putri. Ayah anda."

Benar perkiraan Jisoo jika orang itu adalah kaisar, tapi Jisoo mengernyitkan dahi. Kenapa tadi Yuna tidak bercerita soal image dirinya di mata kaisar? Huhh!! Dia butuh penjelasan lebih banyak nanti.

Waktu berjalan cukup cepat, ayahnya telah sampai di depannya. Menatap dingin ke arah Jisoo. Sedangkan gadis itu semakin tidak paham dan sedikit tidak peduli.

"Bagaimana bisa seorang Putri Agung bersikap tidak sopan terhadap kaisar Dinasti Kim." Sinis Menteri Hwang ketika melihat Jisoo tidak melakukan penghormatan pada kaisar.

Jisoo menoleh ke sumber kesinisan. Bermuka dua, batinnya menilai. Di kehidupan sebelumnya Jisoo sudah banyak menemui orang dengan berbagai macam sikap, sehingga dengan nalurinya gadis itu mampu menilai seseorang cukup dengan sekali menatap ke mata mereka.

Jisoo berdecih pelan. Salah satu spesies manusia yang sangat dia benci.

"Maaf, tapi siapa anda?" Secepat kilat Jisoo merubah ekspresinya, tersenyum polos gadis bergelar 'Putri Agung' itu menjawab.

Kaisar semakin menatapnya dingin. Jisoo memilih acuh tak acuh di balik wajah polosnya ketika menatap sang ayah serta si muka dua.

Yuna segera menimpali dengan segala kesopanannya.

"Maaf yang mulia kaisar, pelayan rendah ini menyela, tetapi tuan putri dinyatakan oleh tabib kekaisaran mengalami lupa ingatan, sehingga tuan putri tidak mengingat apapun tentang kehidupannya."

Jisoo melihat ke arah pelayannya. Tidak-tidak, Yuna sudah dia anggap sebagai temannya di kehidupan ini.

"Jadi, Putri Agung benar-benar mengalami lupa ingatan?" Tanya kaisar pada akhirnya.

"Benar yang mulia." Jawab Yuna semakin menunduk.

Tiba-tiba Jisoo merasa sangat tidak nyaman melihat temannya menunduk serendah itu. Di dunianya dulu dia tidak pernah melihat perbedaan kasta semengerikan ini. Tangannya terkepal erat.

"Kenapa kau menunduk serendah itu Yuna? Kaisar memang seorang pemimpin, tapi dia bukan tuhan." Pandangan sinis Jisoo jatuh pada kaisar.

Kaisar serta Menteri Hwang menahan keterkejutan. Memang sebelumnya mereka tahu tentang sikap semena-mena Putri Jisoo Kim, tetapi untuk pertama kalinya mereka merasa jika sikapnya kali ini bukan sikap semena-mena melainkan sikap ingin melindungi.

Terlebih lagi Jisoo ingin melindungi pelayannya. Dimana di Dinasti Kim pelayan adalah kasta terendah dalam istana kekaisaran.

"Nanti malam ada perjamuan untuk memeringati kesembuhanmu. Jadi, persiapkan dirimu." Menolak peduli dengan sikap Jisoo, kaisar berujar tegas, kemudian berbalik pergi diikuti Menteri Hwang.

"Tunggu yang mulia," kaisar menghentikan langkahnya. "Pentingkah perjamuan itu?" Pertanyaan Jisoo membuat kaisar membalikkan tubuhnya.

The Queen (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang