22. Jisoo With Her Secret

3.4K 503 39
                                    

|Vote dan comment dipersilahkan sebagai bentuk apresiasi bagi seorang penulis|
©callmeRIES

"Kata Yuna perjanjiannya di air mancur kota, di mana Pangeran Min Seokjin itu?" gumam Jisoo sembari kedua bola matanya berkeliling. Dia belum pernah bertemu sekalipun dengan Seokjin dan begitupun sebaliknya, lalu bagaimana mereka bisa mengenali satu sama lainnya.

Jisoo sendiri di dalam lubuk hatinya sedang gugup setengah mati. 20 tahun dia hidup tidak pernah Jisoo jalan berdua dengan laki-laki. Mencintai mungkin, tapi untuk kencan, gadis itu sangat anti. Bukan apa, hanya saja Jisoo selalu mati kutu, bingung berbicara apa, dan melakukan apa. Kecuali laki-lakinya teman dekat dia, Jisoo bisa menjelma menjadi pribadi yang sangat asik.

Jika merasakan dari keadaan, dia berdiri di sini sudah sekitar 15 menit. Ramai orang di sekelilingnya, namun belum juga ada tanda-tanda kehadiran Seokjin.

Tak! Tak! Tak!

Bunyi kuda dipacu cepat memenuhi indra pendengaran Jisoo. Benar saja di depan sana beberapa orang berpakaian pengawal kekaisaran memacu kudanya dengan cepat. Bahkan, mereka tidak mempedulikan keadaan sekitar yang ramai.

Tidak sengaja saat itu kedua bola matanya menangkap sosok laki-laki yang akan tertabrak. Langsung saja Jisoo berlari untuk menyelamatkannya.

Srett!

Laki-laki itu nyaris tertabrak andai sedikit saja Jisoo terlambat menarik lengannya.

"HEY! PERHATIKAN JALANMU!" teriak Jisoo, "Coba saja dia berada di tempatku, polisi akan langsung menangkapnya," gumamnya kesal.

"Kamu tidak apa?" tanya Jisoo khawatir.

"Aku tidak apa-apa, terimakasih sudah menyelamatkanku," katanya formal.

Jisoo menanggapi dengan senyuman. Sangat cantik, batin seseorang. Ketika gadis itu berbalik untuk pergi, lengannya ditahan.

"Iya?"

"Aku Seokjin. Karena aku tidak suka hutang budi, mari aku bayari makan siang," ajaknya.

Jisoo tertegun, orang yang baru saja dia tolong adalah Seokjin. Orang yang faktanya juga sedang dia tunggu. Jisoo jadi bingung mau membalas apa. Sebab tidak mau mengecewakan, mengangguklah kepalanya.

Akhirnya mereka berdua jalan bersama menuju salah satu restoran di kota. Tidak ada percakapan, dan tidak ada niat memulai percakapan.

Sesampainya mereka di sana, Seokjin meminta Jisoo memesan apapun yang diinginkannya. Jisoo yang pas sekali juga sedang lapar, tidak terlalu banyak berfikir memesan makanan yang sekiranya menarik seleranya.

"Em, sekali lagi terimakasih sudah menyelamatkanku," ucap Seokjin memulai.

Jisoo mengangguk kaku, "Tidak masalah, lagipula tidak ada aturan harus siapa yang ditolong. Menolong adalah kebebasan."

Seokjin tersenyum tipis, "Tadi bagaimana bisa kamu langsung muncul?"

"Aku berlari. Beruntunglah jarak dari tempatku ke tempatmu lumayan dekat," balas Jisoo.

Beberapa menit kemudian pesanan mereka datang. Berakhirlah percakapan singkat tersebut untuk fokus memakan makanannya.

Q u e e n

"Kamu setelah ini mau pergi ke mana?" tanya Seokjin di sebelah Jisoo setelah mereka keluar dari restoran.

Gadis itu mengangkat bahu acuh, "Mungkin pulang, sepertinya orang yang aku tunggu tidak menemukanku. Kamu sendiri?" tanyanya.

The Queen (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang