|Vote dan comment dipersilakan sebagai bentuk apresiasi bagi seorang penulis|
©callmeRIES"Putri, Yang Mulia Kaisar, permaisuri serta ibu suri telah menunggu anda untuk berangkat bersama menuju ruang perjamuan." Ujar Yuna pada tuannya.
Jisoo menatap dirinya sekali lagi melalui pantulan cermin. Dia sudah siap.
Gadis itu pun meninggalkan kamarnya ditemani Yuna yang berjalan lima langkah di belakangnya. Sebenarnya Jisoo sudah meminta Yuna untuk berjalan berdampingan, tapi dia menolak. Alasan yang sama kembali Jisoo dengar 'saya tidak pantas'.
"Salam saya Yang Mulia Kaisar, ibu, dan nenek, maaf jika putri ini membuat kalian menunggu." Jisoo menundukkan kepala hormat.
Gadis itu melirik sebentar ke arah tiga orang penguasa yang tak lain adalah keluarga dari tubuh yang ditempati jiwanya. Tidak bisa Jisoo tepis aura mengagumkan dari ketiganya. Semoga ibu serta neneknya juga memiliki sifat yang mengagumkan.
Yuna telah memperlihatkan lukisan ibu serta neneknya sebelumnya, sehingga Jisoo sudah merasa tak asing dengan wajah dua wanita itu.
"Ibu sangat bersyukur kau sudah sembuh anakku." Ujar permaisuri seraya tersenyum hangat pada putrinya.
"Tidak apa-apa, kami memaklumi kondisimu yang baru saja membaik." Ibu suri juga tersenyum menenangkan ke arah Jisoo.
Bolehkah Kim Jisoo simpulkan jika mereka benar-benar mengagumkan? Jisoo pun membalas dengan anggukan kecil dan senyuman manis.
"Kita berangkat sekarang." Titah Kaisar yang segera berbalik mendahului ketiganya menuju ruang perjamuan.
Ketiga wanita itu mengikuti di belakang dengan posisi Jisoo yang berada ditengah-tengah dua wanita yang tak lagi muda.
Sampailah mereka di luar pintu ruangan. Kaisar menghentikan pengawal yang ingin mengumumkan 'keluarga kekaisaran telah tiba'. Jisoo sendiri tidak tahu-menahu tentang maksud ayahnya, dia juga tidak tertarik untuk tahu.
"Putra Mahkota memberi salam kepada Kaisar, ibu, serta nenek."
Laki-laki tampan dengan garis rahang tegas yang aura kepemimpinannya hampir setara dengan kaisar, muncul dari arah yang sedari tadi diperhatikan oleh sang kaisar. Tunggu, Putra Mahkota?
Jisoo menerjapkan mata pelan, mungkinkah itu kakak kandungnya? Karena tadi dia memanggil permaisuri dengan sebutan ibu.
"Putraku, kau telah kembali." Nada bangga diperdengarkan kaisar terhadap putra sulungnya.
"Iya, Yang Mulia."
Pandangan Namjoon beralih ke arah Jisoo. Menatap lekat adiknya dengan disertai senyum tipis. Jisoo terkejut, senyum kakaknya sangat manis.
"Kau Jisoo adikku, 'kan?"
"Mungkin?" Dia bingung harus mengatakan apa, selain satu kata itu.
Namjoon mengangkat sebelah alisnya bingung.
"Adikmu baru saja mengalami kejadian buruk, menyebabkan dirinya melupakan semua ingatannya." Jelas permaisuri dengan nada sendu.
Namjoon segera menghampiri adiknya, "Bagaimana kondisimu? Aku kakakmu."
"Aku baik-baik saja. Hanya tidak ingat apapun."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen (SUDAH TERBIT)
Fanfiction[Only on Wattpad! Dan sudah dibukukan.] Berbekal otak jenius dan kemampuan bela diri, empat gadis cantik yang tidak saling kenal dipertemukan di 'masa' yang berbeda. Menyeberangi dimensi ke abad-16, tempat di mana orang terhebatlah yang paling dihor...