|Vote dan comment dipersilahkan sebagai bentuk apresiasi bagi seorang penulis|
©callmeRIESPagi ini angin bertiup kencang dari arah utara, tetapi bukan hawa sejuk yang didapat melainkan udara yang tiba-tiba menjadi panas. Langit yang semula cerah, kini ruang birunya semakin menyempit, seolah tanpa meminta izin siapapun untuk bergegas mengumpulkan awan kelabu yang bergulung. Gumpalan awan yang berkumpul membentuk layaknya genggaman tangan yang saling mencengkeram.
Dari sisi bumi, burung-burung terbang cepat melintasi cakrawala, binatang-bianatang darat yang berada di luar rumah mereka lari pontang-panting mencari perlindungan, juga suara para binatang terdengar nyaring memenuhi pendengaran setiap manusia seakan mengisyaratkan satu bahaya akan datang sebentar lagi.
Bahkan manusia-manusia yang hidup di sana juga memilih berlindung di dalam rumah. Menutup mata serta telinga atas kejadian yang sebentar lagi menjadi sejarah baru. Kecuali mereka yang terpilih untuk mengukirkan catatan sejarah tersebut.
Di atas tanah lapang yang sangat luas, dari sisi Utara dan Selatan tampak ratusan ribu pasukan saling berhadapan. Melemparkan tatapan permusuhan dan keinginan menang yang sangat besar. Kuda-kuda tangguh yang mereka gunakan sebagai kendaraan terlihat tak kalah gagah dari penunggangnya. Mereka adalah Kekaisaran Kim dari sisi Utara dan Kekaisaran Min dari sisi Selatan.
Hari ini, detik ini kabar peperangan benar-benar terealisasikan. Kaisar Kim serta Kaisar Min sebagai pemimpin masing-masing pasukan telah membuktikannya. Dengan tanggung jawab di kedua pundak mereka, mereka akan berperang.
"Apa perang dunia pertama dan kedua di dunia kita sensasinya seperti saat ini?" tanya Jisoo pada dua temannya.
Wajah cantiknya terlihat tegang. Dan bagaimana tidak tegang jika beberapa saat lagi dia akan mempertaruhkan jiwa dan raga demi Kekaisaran Kim. Mangayunkan pedang lalu menyerang kemudian bertahan hidup sekaligus mencabut nyawa musuh.
"Pastinya iya, dan kita menjadi bagiannya," jawab Lisa.
"Ingat teknik bela diri yang kita pelajari di abad dua puluh satu. Perkuat lalu ciptakan langkah yang tidak terduga. Manfaatkan pedang atau panah atau tombak di tangan kalian. Jangan lengah. Serta yang paling penting keselamatan diri sendiri nomor satu, dengan kata lain jangan mati," jelas Rose.
Tidak ada waktu lagi untuk mundur. Tidak ada waktu lagi untuk menyesal. Tidak ada waktu lagi untuk berharap waktu terulang. Mereka di sini, di tanah lapang ini, membawa senjata juga tanggung jawab mempertahankan kekuasaan Kekaisaran Kim.
Memang Dinasti Kim bukan dunia asli jiwa mereka, tapi sekarang adalah sekarang. Jisoo, Jennie, Rose, dan Lisa harus menyelesaikan yang sekarang mereka alami. Meski Jennie sendiri tidak hadir di dalam peperangan, namun semangatnya tetap tertanam di jiwa teman-temannya.
"AKU KAISAR KIM SEKALIGUS PEMIMPIN PASUKAN KEKAISARAN KIM MENGATAKAN PADA KALIAN SEMUA UNTUK BERJUANG DAN BERJUANG. ANGKAT KEPALA KALIAN! JANGAN PERNAH TAKUT MATI, SERTA TERUS BERJALAN MAJU. SELURUH KEHORMATAN SAAT INI BERADA DI TANGAN KITA. DEMI RAKYAT, DEMI KEUTUHAN, DEMI KEMAKMURAN, DEMI KEKAISARAN KIM—
SERANG!!!"
Seluruh pasukan berlari bersamaan dengan tekad sekuat baja untuk menyerang. Begitupula dari sisi Kekaisaran Min.
Sayatan, tusukan, dan pukulan tidak dapat terelakkan. Dalam sekejap senjata-senjata yang ada di tangan mereka penuh dengan darah. Tanah lapang yang sebelumnya tandus telah berubah menjadi lautan darah serta lautan manusia yang gugur. Mereka yang mati membawa kehormatan tidak pernah menyesal untuk mempertaruhkan nyawa mereka.
Sret!
Jleb!
Bruk!
Hyat!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen (SUDAH TERBIT)
Fanfiction[Only on Wattpad! Dan sudah dibukukan.] Berbekal otak jenius dan kemampuan bela diri, empat gadis cantik yang tidak saling kenal dipertemukan di 'masa' yang berbeda. Menyeberangi dimensi ke abad-16, tempat di mana orang terhebatlah yang paling dihor...