28. Berita Tak Terduga

3K 471 50
                                    

|Vote dan comment dipersilahkan sebagai bentuk apresiasi bagi seorang penulis|
©callmeRIES

Pagi-pagi sekali di kediaman Selir Park sosok Jisoo Kim nampak berjalan cepat keluar dari kediaman. Langkahnya yang terburu-buru cukup membuat orang lain berspekulasi dirinya merupakan penjahat. Dia berhasil dengan mulus melewati para pengawal yang berjaga di gerbang masuk. Tentu saja dia menggunakan identitasnya sebagai Putri Agung.

Jisoo rela hanya tidur 4 jam demi bisa keluar tanpa terlihat oleh teman-temannya dan ibu Rose. Jujur saja misinya kali ini tersembunyi dari semua orang.

Langkah demi langkah membawa sang putri semakin dekat dengan tujuan—Istana Kekaisaran. Lebih tepatnya Jisoo berusaha menemui Min Seokjin secara tersembunyi. Dia perlu bicara sekali lagi dengan pangeran tampan itu. Dia ingin melepas semua keraguan di hatinya, sungguh.

Ketika Jisoo hampir sampai, tak sengaja netranya menangkap sebuah kereta dengan bendera kebanggaan Kekaisaran Min berhenti di tempat tak jauh dari Istana. Sebenarnya gadis itu enggan untuk kepo, namun dia urungkan setelah melihat Seokjin berdiri tidak jauh dari kereta tersebut.

Sebab tujuannya adalah bertemu Seokjin, maka Jisoo berjalan mendekat tanpa ragu.

"Jin!" panggil Jisoo lantang. Langsung saja sang pemilik nama menoleh. Terlihat raut keterkejutan di sana saat bertemu pandang dengan Jisoo.

Tidak sampai gadis itu tiba, Jin terlebih dulu menghampiri lalu membawanya menjauh. Jisoo mengernyit bingung, tapi tetap mengikuti.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Seokjin pada akhirnya setelah mereka pergi cukup jauh dari tempat tadi.

"Em, aku tidak sengaja melihatmu—kamu mau pergi?"

Terlihat jika sebenarnya sang pangeran tidak mau menjawab. Tapi di satu sisi dia tidak bisa berbohong pada gadis sebaik Jisoo.

"Aku bersama rombongan akan kembali ke tempatku."

Sederhana, namun cukup membuat Jisoo mengerti semuanya.

"Kenapa?" Jisoo pun membalas.

"Aku harus pergi apabila tidak ingin mati."

Jisoo membelalakkan mata, dia semakin penasaran. "Bukankah kamu akan bertunangan dengan Putri Agung?" tanyanya memancing.

Seokjin terkekeh kecil, "Bagaimana aku bisa bertunangan atau bahkan menikah dengan mayat?"

Bagai disambar petir di pagi hari, pundak Jisoo dalam sekejap melemas. Pikirannya berkelana tanpa tujuan. Dia—dia terlalu shock mendengar ucapan terakhir dari Seokjin. Bukankah itu berarti Seokjinlah yang sengaja membakar mereka? Jisoo pikir itu ulah Min Yoongi—pria angkuh tanpa belas kasihan. Dia tidak menyangka itu ulah Seokjin, Seokjin. Terlebih apa maksud kekehan tadi? Berniat mengejek?

"K—kamu mencoba membunuh," gumam Jisoo.

"Apa maksud—"

Plak!

Dengan mata berkaca-kaca Jisoo menampar Seokjin sekeras yang dia bisa.

"Pengecut!" Jisoo pun berbalik meninggalkan Seokjin penuh rasa kecewa.

Baru lima langkah Jisoo berhenti, lalu mengucapkan sesuatu, "Namaku Jisoo, Jisoo Kim. Orang yang nyaris kamu bunuh."

Bila tadi sang putri yang terkejut, sekarang sang pangeranlah yang terkejut. Gadis itu, gadis yang telah menarik perhatiannya adalah orang yang dengan sengaja dia sakiti. Juga orang yang hampir dia jadikan alat untuk keberhasilan rencana orang tuanya.

The Queen (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang