|Vote dan comment dipersilahkan sebagai bentuk apresiasi bagi seorang penulis|
©callmeRIES"KATAKAN SEKALI LAGI!" murka Yoongi.
"P-pasukan di pos persembunyian p-pertama telah mati pange—"
Bruk!
Belum prajurit itu menyelesaikan kalimatnya, Min Yoongi terlebih dahulu mencabut nyawanya. Tusukan pedang secara cepat menembus perut prajurit di depannya. Tanpa belas kasihan dan tanpa penyesalan. Menurut sang pangeran, akibat dari kesalahan adalah kematian.
Min Seokjin hanya melihat, tidak ingin ikut campur, lagipula tidak ada siapapun yang bisa mengendalikan tempramen adiknya. Sebuah keharusan bagi Yoongi untuk melampiaskan kemarahannya.
"Ini semua gara-gara Hyung! Kamu terlalu lemah dan lelet dalam melaksanakan rencana semudah itu."
Seokjin yang sebelumnya tenang bagai air dalam wadah, seketika terpancing setelah mendengar lontaran kalimat Yoongi. Pemuda tampan calon kaisar masa depan Kekaisaran Min itu tanpa aba-aba mendekati adiknya lalu melayangkan pukulan.
Menghujani Yoongi dengan pukulan tiada ampun. Sedangkan Yoongi yang tergeletak di bawahnya tak mampu membalas. Karena dalam segi kekuatan dia tidak ada apa-apanya dibanding sang kakak.
"Hentikan pangeran, hentikan. Saya mohon hentikan," panik Daeyeon berusaha menghentikan perbuatan Seokjin.
Dengan usaha keras Daeyeon akhirnya Seokjin berhenti, tapi bola matanya tidak bisa lepas menatap nyalang Yoongi. Wajah Yoongi penuh luka, cairan kental berwarna merah keluar dari sudut bibir, hidung, mata, serta pipinya.
"Paman, bakar rumah empat bangsawan itu! Kita harus membersihkan halangan terlebih dahulu," titah Seokjin.
Akan tetapi, Daeyeon ragu. Putri Jisoo tinggal di sana, apabila dia mati pertunangannya dengan Seokjin bagaimana.
"Mohon maaf Pangeran, P-putri Jisoo—"
"Bukankah adikku tercinta ingin cepat selesai? Maka BAKAR! Jika nanti ayah marah, Yoongi yang bersalah." Setelah itu Seokjin pergi.
Dia selalu diam bukan berarti terima saja saat diremehkan. Kinerja mereka memang terlihat santai sampai pasukan dengan jumlah besar dengan mudah dibinasakan. Akan tetapi, Seokjin tidak diam saja, dia paham situasi mereka saat ini. Dia sudah mencoba memperbaiki, namun gagal.
Yang sangat dia sesali sampai sekarang adalah pertemuannya dengan gadis kemarin. Kenapa Seokjin tidak mencari keberadaan Jisoo Kim lalu segera bertunangan. Dia malah memilih bersenang-sedang dengan sang gadis tanpa nama. Apabila hal tersebut tidak terjadi, semua ini tidak mungkin berakibat fatal.
"Ayah, maafkan aku. Aku gagal."
Q u e e n
"Istriku, kau sudah mendengar kabar bahwa Menteri Hwang sekarat?" ujar seorang pria pada wanita yang dengan anggunnya meminum teh.
Di sebuah kediaman sepasang suami istri duduk santai bersama seraya menikmati pemandangan indah taman kediaman mereka. Pemandangan hijau tumbuh-tumbuhan sangat menyegarkan mata.
Wanita yang diajak berbicara menoleh lembut pada suaminya, "Bagaimana hal itu bisa terjadi suamiku? Bukankah penjagaan Menteri Hwang sangat hebat? Seakan tidak mungkin keluarga mereka disakiti."
"Aku pun juga berfikir begitu, tapi kenyataan berkata sebaliknya. Haha, tapi itu hal yang bagus untuk kita. Jabatan Menteri tertinggi di dua kekaisaran, aku bisa mendapatkannya, sehingga kehidupan keluarga kita akan terjamin selamanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen (SUDAH TERBIT)
Fanfiction[Only on Wattpad! Dan sudah dibukukan.] Berbekal otak jenius dan kemampuan bela diri, empat gadis cantik yang tidak saling kenal dipertemukan di 'masa' yang berbeda. Menyeberangi dimensi ke abad-16, tempat di mana orang terhebatlah yang paling dihor...