37. Sekarat

2.9K 415 60
                                    

|Vote dan comment dipersilahkan sebagai bentuk apresiasi bagi seorang penulis|
©callmeRIES

Masih dalam keadaan bingung Jisoo menyaksikan para musuh datang silih berganti dengan beberapa di antaranya mengepung diri Jisoo. Membentuk lingkaran dengan Jisoo sebagai pusatnya.

Bola mata Jisoo berkeliling, menatap tidak cukup berani. Berbeda sekali dengan dirinya yang biasanya. Mungkin faktor masalah yang dialami dia juga teman-temannya yang menyebabkan hilangnya fokus pada Jisoo.

Saat ini dia sendiri. Tanpa Jennie, Rose, maupun Lisa. Hanya Jisoo. Dan dia tidak yakin mampu menghadapi keadaan seorang diri. Terlebih senjata satu-satunya yang dia miliki sudah dibuang Lisa, jadi bagaimana caranya membalas 5 prajurit tangguh bersenjata yang akan menyerangnya?

"Serang!!"

Jisoo menutup matanya, bersiap akan segala konsekuensi yang sebentar lagi dia hadapi. Karena mau melawan pun Jisoo tahu dia tidak sanggup. Bukan maksudnya menyerah sebelum berusaha, hanya saja ketika jawaban sudah di depan mata bila memaksa rasanya akan semakin sakit.

"BERHENTI!"

Nyaris, nyaris saja lima pedang menusuk di beberapa bagian tubuhnya dengan 2 mata pedang menuju titik vital. Namun, sebuah perintah mampu menghentikan pergerakan mereka. Di saat Jisoo berhasil membuka kelopak matanya, sosok Min Seokjin dengan balutan baju perang Kekaisaran Min duduk di atas kuda dengan gagahnya berada beberapa langkah tak jauh dari dirinya. Menatap tanpa ekspresi dan tanpa emosi.

Dengan sekali gerakan tangan, Seokjin memerintahkan lima prajuritnya meninggalkan mereka. Dan dengan patuh para prajurit itu melaksanakan perintah tanpa bertanya.

Setelah beberapa saat saling pandang, Seokjin pun turun dari kuda. Kemudian berjalan perlahan menuju hadapan Jisoo.

"Pedangmu!" ucapnya seraya menyerahkan sebuah pedang yang nyatanya milik Jisoo yang tadi Lisa buang.

Jisoo menerima tanpa mengatakan sepatah kata pun.

"Sekarang kita bisa bertarung secara adil dan tanpa gangguan siapapun." Seokjin menyeringai pada Jisoo. Lagi-lagi tanpa membalas Jisoo perlahan berjalan mundur sebanyak 3 langkah. Kemudian mengacungkan pedang pada Seokjin seperti yang dilakukannya pada Lisa. Bedanya jika tadi Jisoo penuh keraguan, sekarang dia tidak ragu sedikitpun.

"Aku menerima tantanganmu."

Seokjin tersenyum. Lalu dia pun turut mengacungkan pedang ke arah Jisoo. Saat ini posisi mereka saling berhadapan dengan tangan kanan mereka memegang pedang, bersiap akan menyerang.

Sepersekian detik selanjutnya keduanya maju saling melemparkan serangan.

Trang!

Crat!

Crat!

Srett!

"Aku bisa membebaskan keterikatan keluarga Manoban jika aku mau."

Jisoo tiba-tiba berhenti mengayun pedangnya. Hal tersebut membuat pedang Seokjin menggores dalam lengan kirinya, tapi rasanya terlalu hambar sebab yang Jisoo pikirkan adalah Lisa.

"Apa maksudmu?" tanya Jisoo cepat.

"Suami-istri Manoban bekerja atas perintah Kekaisaran Min, dan aku adalah Putra Mahkota. Dengan kata lain atas perintahku aku bisa membebaskan keterikatan mereka dengan kekaisaranku," jelas Sokjin tenang.

"Bagaimana caranya?"

"Bunuh kedua orang tuamu."

Jisoo diam dengan perubahan raut muka menjadi datar.

The Queen (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang