04. Perjamuan - 1

6.2K 774 41
                                    

|Vote dan comment dipersilakan sebagai bentuk apresiasi bagi seorang penulis|
©callmeRIES

Malam ini aula tertutup kekaisaran telah dirubah sedemikian rupa menjadi tempat perjamuan. Perjamuan yang disusun untuk memperingati kesembuhan tuan putri mereka, Putri Jisoo Kim. Kejadian tiga hari lalu yang menimpa Jisoo menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian orang, sedangkan sebagian lain merasa bersyukur.

Tentu saja rasa syukur diucap oleh orang-orang yang tidak suka dengan sikap Jisoo selama ini. Mungkin saja kali ini mereka datang hanya karena perintah kaisar. Jika tidak, tidak mungkin mereka mau.

Di dalam kamar salah satu kediaman tengah sibuk para pelayan melayani tuan mereka. Terlebih lagi yang sedang mereka persiapkan adalah pemeran utama di perjamuan malam ini.

"Putri bisa memakai perhiasan ini."

"Tidak-tidak. Itu terlalu kuno."

"Yang ini saja."

"Terlalu sederhana."

Sedangkan yang menjadi objek percobaan mereka hanya diam dengan pikiran berkecamuk antara bingung, lelah, bosan, marah. Semua kentara dengan perubahan beberapa ekspresi di wajah cantiknya.

"Bisakah kalian diam?"

Para pelayan itu seketika menghentikan keributan mereka. Lalu segera menunduk dan menatap takut pada sang putri.

Jisoo menghembuskan nafas pelan, "Keluarlah, biarkan hanya Yuna yang mempersiapkanku." Pinta Jisoo mutlak.

Pelayan-pelayannya yang menunduk takut membungkukkan badan mereka sebelum keluar dari kamar sang putri. Mereka memilih langsung melaksanakan perintah, daripada terkena hukuman jika tuan mereka marah. Tersisalah satu pelayan yang Jisoo larang untuk pergi.

"Yuna, persiapkan aku. Sederhana saja, jangan terlalu berlebihan."

Yuna tersenyum, "Baiklah."

Q u e e n

Di lain waktu, gadis cantik yang memakai hanbook hijau muda dengan hiasan kepala sederhana, namum mewah berjalan sendirian berkeliling kediaman yang sedang ramai oleh lalu lalang para pelayan. Gadis yang berstatus istimewa itu sengaja tidak bersama pelayannya, karena dia ingin melakukan sesuatu yang cukup dirinya sendiri yang tau.

Ketika melewati tikungan tidak sengaja dia menabrak salah satu pelayan yang membawa dua nampan berisi minuman. Nampan serta gelas yang terbuat dari emas itu jatuh ke lantai, sehingga menimbulkan suara nyaring.

Rose terkejut sekaligus panik, dia segera berjongkok untuk membantu pelayan yang ditabraknya.

"Maafkan aku, aku tidak tau jika ada seseorang saat aku berbelok." Rose membantu membereskan gelas-gelas.

Pelayan itu menoleh ke arah Rose, kedua matanya membulat sempurna.

"Pu-putri, biar saya saja yang membereskannya. Ini kesalahan saya." Dengan bergetar pelayan di depannya menjawab.

Rose segera menggeleng, tetap membantu membereskan. Setelah gelas-gelas selesai dikumpulkan mereka berdiri. Pelayan itu senantiasa menunduk di hadapan Rose.

"Sebagai permohonan maafku biarkan aku yang mengantar minuman ini." Rose sungguh merasa bersalah.

"Tidak putri. Ini tugas pelayan," tolak pelayan itu cepat. Sangat tidak mungkin dia membiarkan Putri Rose melakukan pekerjaan pelayan, tidak hanya kesalahan, nasibnya pun diperhitungkan.

The Queen (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang