SEASON 2 || 52. Perlahan Pulih

1.6K 335 21
                                    

|Vote dan comment dipersilahkan sebagai bentuk apresiasi bagi seorang penulis|
©callmeRIES

"J-jennie ...."

Mendengar suara yang telah lama ia nantikan akhirnya membuat tangis Jennie pecah. Genggaman pada tangan Jisoo pun semakin menguat sebagai tanda bila gadis itu sangat bersyukur atas sadarnya Jisoo.

"Akhirnya, akhirnya kau bangun, hikss ...."

Seulas senyum terbit di bibir Jisoo. Ia ingin membalas kata-kata Jennie, tapi ia belum mampu. Tenggorokannya terasa serak dan sulit berbicara. Menyebutkan nama Jennie saja butuh perjuangan tadi.

Perlahan Jennie dapat mengendalikan kesedihannya, kemudian tangannya segera menggapai segelas air minum yang sudah disediakan di atas meja. Lalu menuntun Jisoo untuk meminumnya.

Merasakan air yang mengalir di kerongkongannya membuat Jisoo cukup lega, meski rasanya sangat sakit.

Tat kala ia ingin memegang sendiri gelas itu, tangannya terasa lumpuh. Ia tahu ia bisa mengendalikan tangannya, namun rasanya sangat lemas. Ia tak mampu.

Menyadari keterkejutan Jisoo dari pancaran bola matanya, Jennie pun berinisiatif menjelaskan.

"Penjelasan gampangnya kau sedang lumpuh sementara. Tubuhmu sudah beristirahat lebih dari tiga tahun, jadi kau perlu waktu untuk bisa menggerakkan tubuhmu sesuai keinginanmu lagi. Saat aku sudah menyatakan kau benar-benar pulih, kita mulai terapinya." Jennie tersenyum menenangkan. Tersirat luapan semangat yang ia tujukan untuk Jisoo.

Tanpa keduanya sadari dari arah pintu terlihat sosok Seokjin yang berdiri terpaku melihat pemandangan gadis yang sudah lama ini ia nantikan kesadarannya.

"Syukurlah ...."

Setetes air mata turun melewati pipinya. Langkah besarnya langsung membawanya berada di samping Jennie dan ia langsung mengambil alih genggaman tangan Jisoo dari Jennie.

"Maafkan aku Jisoo, aku benar-benar minta maaf. Setelah penantian panjang ini, akhirnya aku bisa melihatmu sadar kembali."

Jisoo maupun Jennie sama-sama tertegun. Namun, bagi Jennie sendiri sikap Seokjin pada Jisoo sekarang bisa dipahami, mengingat dulu pedang Seokjinlah yang menjadi penyebab Jisoo terbaring 3 tahun lamanya.

Bola mata jernih itu hanya mampu menatap Seokjin sayu. Melihat Seokjin menangis karena mengkhawatirkannya mampu menggetarkan hati Jisoo.

"Aku tidak apa-apa," ucap Jisoo tanpa suara.

Q u e e n

Waktu seminggu yang digunakan Jennie untuk merawat Jisoo tak sia-sia. Kesadaran Jisoo lah bukti nyata atas kemampuan medisnya juga kesempatan kedua yang diberikan oleh Tuhan kepada gadis itu, kepada mereka.

Kala itu tak sedetik pun Jennie memalingkan mata dari Jisoo yang terbaring lemah di depannya. Menghabiskan waktu dari pagi ke malam sebagai upaya menyembuhkan Jisoo.

Saat ini ia sedang menunggu Seokjin yang menyuapi Jisoo sambil membaca catatan medis yang ia tulis menggunakan huruf 'abc'. Sebenarnya ia refleks menggunakan huruf itu, sebab ia terbiasa memakai istilah ilmiah dalam hal pengobatan. Sehingga tak ada satu pun orang di tempat itu yang mengerti tulisannya.

"Besok akan aku tuntun kau belajar menggerakkan anggota tubuhmu," ucap Jennie.

Jisoo mengangguk mengerti.

Beberapa menit kemudian Jisoo sudah menyelesaikan kegiatan makannya, Seokjin pun berpamitan pergi ke dapur untuk meletakkan piring kotor.

Melihat adanya kesempatan, Jennie bergegas menyusul Seokjin. Sebelumnya ia sudah membantu Jisoo untuk beristirahat kembali.

The Queen (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang