|Vote dan comment dipersilahkan sebagai bentuk apresiasi bagi seorang penulis|
©callmeRIESPerjalanan Chan, Rose, beserta pasukannya yang menuju arah Barat benar saja tidak semulus yang mereka pikirkan. Dibuktikan dengan keberadaan pasukan musuh yang saat ini menghadang mereka.
Tujuan mereka yang memang tidak ingin bertarung, segera Chan arahkan untuk melaksanakan plan B. Plan B yang artinya menuju rencana kedua. Pasukan mereka langsung menyebar ke dua arah yang berlawanan. Chan, Rose, dan beberapa prajurit menuju Selatan, sedangkan prajuritnya yang lain menuju Utara.
Sesuai perkiraan, pasukan musuh turut menyebar dan mengejar mereka. Langsung saja di tengah perjalanan terjadi pertarungan sengit. Chan selalu melindungi Rose dari bahaya, sebab ia tahu gadis itu belum bisa melawan untuk sekarang.
"Selalu di belakangku, Rose."
Rose mengangguk patuh. Meski ia sendiri benci diam saja seperti ini, namun ia juga sadar bila tetap egois ingin membantu yang ada ia hanya bisa menyusahkan Chan.
Beberapa waktu berlalu, akhirnya pasukan Chan mampu memukul mundur lawan. Langsung saja mereka menuju jalan pelarian yang telah Chan cari di jauh-jauh hari.
Berjam-jam mereka terus menyusuri luasnya hutan, akhirnya pasukan Chan sudah sampai di tugu pemberhentian yang telah direncanakan. Melihat sekeliling yang sepi, mereka pun memutuskan istirahat sejenak untuk menunggu pasukan yang tadi berpencar datang.
Tugu yang mereka datangi adalah tempat di arah Barat yang sebenarnya mereka tuju. Jadi, tadi jalan yang mereka lewati membawa mereka ke arah Barat, bukan Selatan.
'Bruk! Bruk! Bruk!'
Suara puluhan langkah kaki memenuhi pendengaran seluruh orang di sana. Hal tersebut membuat mereka langsung bersikap awas. Dan ternyata yang datang adalah pasukan yang mereka tunggu sedari tadi.
"Salam kami Tuan Muda dan Putri," ujar mereka serempak.
Chan mengangguk, "Bagaimana pasukan musuh yang mengejar kalian?" tanya Chan.
"Kami berhasil melumpuhkan sebagain dan sebagian yang lain sudah kami pancing ke rute yang salah," jawab salah satu dari mereka.
Lagi-lagi Chan mengangguk. Kemudian meminta semuanya beristirahat dulu sejenak.
"Chan, bukankah aneh bila ada pasukan yang tadi menghadang kita di tengah jalan? Dari mana mereka tahu arah pelarin kita? Mungkinkah Lisa mengirimkan mata-mata?" tanya Rose mengungkapkan kebingungannya.
"Aku juga tidak tahu, Rose. Tapi, mungkin saja." Chan turut menduga.
Seketika pandangan keduanya mulai berkeliaran memandang orang-orang yang berstatus prajurit mereka. Sangat tajam hingga tatapan Chan jatuh pada seorang lelaki yang duduk cukup jauh darinya.
Tat kala ia memandang pergelangan tangan lelaki itu, Chan tidak melihat ada benang merah yang terpakai. Dan saat dilihat lebih dalam, baju yang dipakainya cukup berbeda dari prajurit yang lain.
Chan pun beranjak dari duduknya, lalu melangkah mendekati tempat satu prajurit itu. Tanpa pikir panjang, tangan Chan mengambil pedang yang berada di sarung pedang di kiri tubuhnya, kemudian mengarahkan pedang itu ke leher prajurit di depannya.
"Katakan siapa kau!" titah Chan dingin.
"T-tuan muda, saya prajurit anda."
Chan bersmirk, ia semakin mendekatkan pedang ke leher mata-mata itu hingga keluar darah di sana.
"Jawab dengan jujur atau aku potong lehermu."
"B-baiklah. Saya salah satu prajurit Kaisar Min yang menyusup di pasukan anda. Mohon Tuan Muda tidak membunuh saya," jawab sang prajurit dengan takut.
"Bagaimana kau bisa menyusup?" tanya Chan lagi.
"Saat penyerangan pasukan Nona Lisa."
Chan menggeram. "Maafkan aku, tapi aku paling benci pengkhianat dan aku tidak berjanji tak akan membunuhmu tadi." Setelah itu pedangnya berhasil memutus antara kepala dengan badan prajurit itu.
"Kita segera pergi ke Istana Dingin!"
Chan segera menarik Rose untuk naik ke kuda yang sejak tadi membawa mereka. Diikuti prajuritnya, Chan dan Rose segera menuju tempat pembebasan Sehun.
Q u e e n
Saat ini Lisa sedang menghadap Kaisar Min. Dengan datar, gadis itu mulai menjelaskan situasi yang tarjadi tadi.
"Atas perintah anda pasukan kedua yang saya utus untuk menghadang mereka telah kalah, Yang Mulia. Dan kemungkinan mata-mata yang saya kirim juga sudah ketahuan." Lisa memejamkan matanya dalam-dalam.
Ingin rasanya ia berteriak kencang untuk menumpahkan segala penyesalannya. Sebab lagi-lagi ia mengkhianati temannya dan lagi-lagi ia membohongi dirinya sendiri.
"Biarkan saja, yang mereka curi hanya sebatas putri selir itu. Kembalilah melindungi anakku," titah sang kaisar.
Kemudian Lisa mohon undur diri dari hadapan Kaisar Min. Namun, sebelum Lisa benar-benar meninggalkan aula utama, ucapan Kaisar Min sungguh membuat dirinya menggeram.
"Aku senang kau sudah benar-benar menjadi bagian dari Kekaisaran Min, Manoban Lisa ... seperti orang tuamu. Setidaknya meski mereka tidak berguna, kau masih sangat berguna. Hahaha!"
Dengan kepalan tangan pertanda marah, Lisa langsung kekuar dari tempat itu.
Orang Kekaisaran Min? Bagaimana jika kalian merasakan kelicikan dari sifat kalian sendiri? Tunggu tanggal main seorang Manoban Lisa.
Lisa pun berjalan mengelilingi Kekaisaran untuk mencari keberadaan Min Yoongi. Orang terbodoh yang pernah gadis itu temui. Menurut Lisa, Yoongi itu hanya mengandalkan kekuasaan, tapi bila dihadapkan dengan kekuatan ... Yoongi NOL BESAR.
Mengingat laki-laki, Lisa jadi merindukan sosok Jungkook. Orang pertama yang ia temui saat terlempar di sini. Sebenarnya dengan wewenangnya sebagai pemimpin pasukan, ia bisa mengunjungi Jungkook di Istana Dingin yang sedang terkurung bersama para keluarga bangsawan yang lain, tapi lagi-lagi Lisa tidak bisa sebab terlalu malu menampakkan batang hidungnya yang sudah dicap sebagai pengkhianat.
Dan lagi, tidak hanya sekali ia berkhianat, tapi dua kali ia berkhianat pada para orang baik. Rasanya ia ingin segera meminta maaf, meski tidak ada jaminan ia dimaafkan.
"Oh, iya bagaimana keadaan Jennie di tempat yang dia janjikan? Maafkan aku Jennie, sebab aku tidak bisa menemuimu." ucap Lisa pada dirinya sendiri. Sebenarnya gadis itu ingin menemui Jennie dan berunding dengan gadis berotak cerdas itu, hanya saja ia belum bisa. Ada suatu alasan yang membuat Lisa tidak bisa.
Jika dipikir-pikir kesalahannya memang sangat banyak, hingga gadis itu terlalu pusing akan menyelesaikan yang mana dulu.
Aku yakin kalian sudah memiliki rencana sendiri, aku pun sudah memiliki rencana. Maka dari itu, mari kita berjalan di jalanan berbeda kali ini, meski kita sama-sama tahu tujuan kita sama. Namun, sebelum itu ingin rasanya aku memberitahu kalian bila keberadaanku akan menjadi penghalang sekaligus pembuka jalan untuk kalian. Sebab, aku berharap kebencian kalian terhadapku akan sedikit berkurang.
••••
1130Haloha I'm backk >o<
Pendapat tentang part ini?
Cuss ke part selanjutnya~
Jangan lupa dukungan kalian yaa ....
callmeRIES
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen (SUDAH TERBIT)
Fanfiction[Only on Wattpad! Dan sudah dibukukan.] Berbekal otak jenius dan kemampuan bela diri, empat gadis cantik yang tidak saling kenal dipertemukan di 'masa' yang berbeda. Menyeberangi dimensi ke abad-16, tempat di mana orang terhebatlah yang paling dihor...