32. H-1

2.9K 481 29
                                    

|Vote dan comment dipersilahkan sebagai bentuk apresiasi bagi seorang penulis|
©callmeRIES

Banyak hal yang terjadi setelah insiden hilangnya Keluarga Kim serta kaburnya 2 tahanan penting. Dan banyak hal itu terkait dengan persiapan perang. Kekaisaran Min telah mengumandangkan sinyal peperangan antara kekaisarannya dan Kekaisaran Kim. Hal yang tentu sudah diprediksi oleh semua orang. Juga beberapa orang tertentu yang telah memprediksi sejak lama.

Mau bagaimana pun peperangan tidak dapat terhindarkan.

Namun, ada satu hal lagi yang tak kalah penting dari pengumuman perang, yaitu Keluarga Kim ditetapkan sebagai buronan. Mereka ditetapkan menjadi tersangka pembebasan, sehingga Kaisar Kim memberikan titah bagi siapapun yang bertemu dengan 3 anggota keluarga Kim wajib melapor pada anggota Kekaisaran. Akan tetapi, Kaisar tidak menetapkan mereka sebagai pengkhianat karena kurangnya bukti yang mengarah pada mereka.

Membebaskan tahanan belum pasti menjadi pengkhianat, itulah sekiranya pikiran Kaisar. Atau mungkin opini itu hanya didasari oleh perasaan "tidak percaya" jika orang yang paling dia percaya adalah sang pengkhianat negerinya.

Kekaisaran Kim tampak sangat tegang. Tidak hanya anggota dan pejabat kekaisaran, tapi juga rakyatnya. Tentu kabar tentang peperangan sudah sampai di telinga masyarakat. Mereka sangat terkejut sebab selama ini terlihat baik-baik saja. Mereka tidak pernah terpikirkan akan masuk ke dalam situsi perang yang pastinya sangat mengerikan.

Kaisar menjanjikan keselamatan pada mereka, tapi semua orang tidak tahu-manahu tentang takdir di masa depan. Mereka bisa menang, tapi juga bisa kalah. Dan di antara kedua hasil tetap ada konsekuensi yang harus diterima, yaitu kematian.

Di taman kekaisaran yang teramat luas para prajurit yang terhitung 10.000 pasukan sedang dilatih oleh sang Jenderal Agung, di sampingnya ada Kaisar Kim yang memutuskan untuk turun tangan sebagai pemimpin perang. Keputusan yang "terdengar bodoh" untuk situasi sekarang. Pangeran Mahkota telah mati, jika nanti Kaisar ikut mati, siapa yang akan memimpin Kekaisaran? Putri Jisoo? Sayangnya di abad ini pantang menobatkan wanita sebagai pemimpin.

Anak selir? Sayangnya mereka juga enggan menerima status "selir" sebagai anggota sah keluarga kekaisaran.

Hukum yang sangat tidak masuk akal. Dan sangat bodoh. Itulah yang dipikirkan Jisoo, Rose, Lisa, dan Jennie. Dulu ketika mereka masih bersama, sempat keempatnya memikirkan tentang hukum aneh di Dinasti Kim. Jisoo yang memegang teguh keadilan merasa di tempat ini tidak ada keadilan, 90 banding 100. Kadar keadilan hanya tersisa 10 poin. Sungguh miris.

"Apa kau yakin kita akan memenangkan peperangan ini besok, Jenderal?" tanya Kaisar datar.

"Jika anda yakin, kami pasti yakin akan menang, Yang Mulia," jawab sang Jenderal.

Keheningan di antara dua pemimpin besar kembali hadir. Kaisar melihat para prajuritnya di depan sana dengan raut tak terbaca. Jenderal Agung juga tidak berani lancang untuk mengobrol dengan kaisar. Bagaimana pun perbedaan kedudukan mereka teramat jauh.

Ketika bola mata Kaisar berkeliling, fokusnya jatuh pada 3 prajurit wanita yang dengan serius mengayunkan pedang. Di antara seluruh pasukan lelaki, hanya merekalah yang berjenis kelamin wanita. Kaisar takjub, sangat takjub. Sejarah dahulu kala kembali terulang. Terselip harapan kemenangan di sudut hatinya.

"Jenderal, sebenarnya menang atau kalah sama saja bagiku. Tapi, setiap aku melihat bayangan rakyatku yang menderita apabila kita kalah selalu membuatku sadar jika penebusan dosa keluargaku pada keluarga Kaisar Min bukan sekarang. Apabila ada keraguan di hatiku untuk mengangkat pedang, aku akan menjadi sangat egois dan akan melukai harga diri keturunan Kaisar Kim yang selalu dijaga dari dulu. Jadi, aku akan berusaha sekuat kalian berusaha-

The Queen (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang