.................
1 bulan kemudian
Noe terlihat gagah dan tampan saat wawancara dirinya di siarkan di beberapa stasiun TV, dalam 1 bulan terakhir sudah 3 kali stasiun TV di buat gempar oleh pemberitaannya, ia berhasil merilis game dan aplikasi terbaru sebanyak 3 kali dalam bulan itu, hingga wajahnya tak henti-hentinya menghiasi televisi
Bianca mematikan televisinya karena merasa risih melihat wajah pria itu berkali-kali, siang, sore, pagi dan malam. Bahkan ia sudah muak menonton TV karena yang ia lihat selalu Noe, Noe dan Noe
"Ck, kenapa hidupku tidak bisa lepas dari dia, dia dan dia!" Gerutu Bianca melempar remot kontrolnya ke sofa, ia berjalan pelan tanpa tongkatnya ke arah lemari untuk mencari baju ganti yang akan ia pakai
Hati Bianca masih saja enggan untuk kembali ke keluarga Benedict, baginya, alasan apapun sudah tidak lagi penting untuk membuat rumah tangganya kembali utuh, semuanya salah sejak awal, dan tidak ada yang harus di perbaiki, harusnya saat ini, dia mundur dan melupakan segalanya tentang Noe, tak peduli dengan apa yang dilakukannya untuk membuat Bianca kembali
Pintu kamar Bianca tiba-tiba terbuka begitu saja, membuat Bianca yang tengah mengganti pakaian setelah melakukan ritual mandi siangnya kaget dan mencoba bersembunyi di balik ranjang
"CK, SIAPA YANG BERANI MASUK TANPA ABA-ABA HUH?" bentak Bianca dari balik ranjang, ia takut menunjukkan meski hanya ujung kepalanya saja, karena saat itu ia masih dalam keadaan pakai dalaman saja, lagian, siapa juga yang bisa menembus keamanan pintu yang sudah di lapisinya dengan berbagai privasi pribadi
"Bai! Ini aku!" Suara lemah yang terdengar parau, menyapa gendang telinga Bianca, hatinya yang awalnya terasa hampa terasa menghangat hanya dengan mendengar sepatah kata dari suara lembut itu, namun sedetik kemudian, perasaan hampa itu kembali datang mengubdang rasa sesak di dalam dadanya "Bai!" Panggilnya lagi, suara itu terdengar semakin dekat
Bianca keluar dari balik ranjangnya setelah memasang mini dressnya terlebih dahulu, ia berdiri bertopang tongkatnya karena memang sepertinya kakinya belum cukup kuat untuk menopang tubuhnya secara normal
Tatapan matanya spontan beradu dengan mata sayu milik Noe yang tampak suram dan tak lagi bermanik tajam, wajahnya yang terlihat kusam dan kasar karena ditumbuhi bulu-bulu halus di sekitar hidung dan pipinya, rambut Noe juga terlihat berantakan, tak lagi rapi seperti biasanya, semuanya sama seperti yang di tayangkan di televisi, Noe berubah kumal dan seperti tak terurus lagi
Bianca mencoba menetralisir perasaan harunya kembali sebagai mana mestinya ia harus bersikap, cuek dan tak peduli, mimik wajahnya yang mulanya lirih berubah tegas dalam beberapa detik saja
"Untuk apa kamu ke sini?" Tanya Bianca tanpa rasa iba langsung menyerah menyerang Noe dengan pertanyaan tak etis itu
"Bai! Apa 1 bulan belum cukup untuk kamu berfikir?" Tanya Noe dengan lemah, ia seperti sedang menahan sesuatu yang amat sakit di tubuhnya, tapi entah di bagian mana
Bianca menatap Noe dengan tajam, ia masih teguh dengan pendiriannya "berfikir untuk berpisah? Aku rasa tidak perlu sebulan, 3 minggu yang lalu pun kamu datang untuk bertanya, aku sudah punya keputusan itu! Aku rasa selama ini aku cukup bergantung pada keluargamu, mungkin ini saatnya aku harus mandiri dan terlepas dari ikatan sialan yang keluargamu bilang untuk balas budi ini!" Mata Bianca mulai berkaca menatap Noe penuh benci, namun tatapan itu seolah tak mempengaruhi Noe, ia tak berkedip menatap Bianca dengan tatapan teduhnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
Romance"Wanita, kamu dengar. Sekalipun kamu bisa masuk ke perusahaanku, itu hanya sekedar untuk menunjukkan bahwa aku masih menghargai orang tuaku! Jangan sampai kamu besar kepala!" Ketus Noe tepat di depan wajah Bianca Bianca menelan salivanya kelu, ia me...