Yuhuuu
Aku datang
Tahan emosi dan tahan diri
Tapi napasnya jangan ditahan juga ya
Hehe
(Ilustrasi)Bianca duduk menyendiri di balkon kamar, dengan sebatang rokok dan sekaleng bir yang dinikmatinya secara bergantian, tatapannya tajam lurus ke depan menghunus pemandangan gelap yang terpampang di depannya
Berkali-kali terdengar helaan kasar dari mulutnya, sebagai tanda bahwa ia dalam keadaan yang tidak baik-baik saja, hatinya hancur, luluh di timpa keadaan yang membuatnya begitu sesak
"Bai! Kamu merokok?" Entah bagaimana datangnya, yang jelas Bianca tak mendengar sedikitpun derap langkah kaki Noe yang tiba-tiba sudah berada di depannya
Bianca tersenyum simpul, ia meneguk bir yang ada di sampingnya kemudian kembali diam sambil menyeruput batangan putih yang terselip di jarinya itu, Bianca terlihat mahir menyeruput dan mengeluarkan asapnya, pertanda ia seorang wanita perokok aktif yang cukup lama
"Bai, cukup! Kamu terlalu banyak merokok!" Noe mengambil rokok di tangan Bianca kemudian mematikan apinya ke dalam asbak yang sudah penuh dengan puntungan rokok yang di bakar Bianca sejak 1 jam lalu
Bianca tak bergeming, ia hanya menggerakkan bola matanya ke arah Noe yang terlihat kacau dan frustasi, matanya terlihat teduh dan sembab menahan gelombang yang ingin keluar membanjiri pipinya
"Itu milikmu?" Tanya Bianca membuat mata Noe melotot tak percaya, bagaimana mungkin Bianca secepat itu membaca keadaan sementara ia terus diam di kamar tanpa melihat keadaan Betrice
Mata Noe memerah, ia tak sanggup lagi menahan air mata yang sejak tadi ia tahan, saat tau bahwa Betrice tengah mengandung darah dagingnya, berniat ingin merahasiakannya dari Bianca, tapi istrinya itu malah telah tau lebih dulu bahkan sebelum semua orang memprediksinya
"Bai! Maaf!" Dua kata yang dapat di lafazkan Noe saat itu, ia tak sanggup lagi menatap Bianca yang jauh lebih terluka di banding dirinya, Noe bersimpuh di depan Bianca, memeluk pinggang dan meletakkan kepalanya di paha Bianca, air matanya tak henti mengalir dan ia pun terisak "bagaimana kamu tau semua ini? Maaf, Bai! Aku benar-benar tidak berguna, hiksss...."
Bianca diam, tangannya terasa kaku hanya untuk membelai rambut pria yang menunduk lemah dihadapannya itu "Dari awal, aku sudah terbiasa dengan semua itu. Noe, aku mencintai kamu, bahkan aku terobsesi denganmu, hanya saja aku yang pandai mencover segalanya menjadi biasa saja!" Entah apa yang mendorong Bianca untuk membuat pengakuan itu pertama kalinya, membuat Noe mendongak menatapnya tak percaya "sekarang kamu sudah tau rahasiaku! Kamu tau sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa melupakanmu, meninggalkanmu, atau hidup tanpamu, karena aku sudah terlanjur masuk ke dunia nyata imajinasiku sendiri!"
"Bai? Kamu tidak perlu mengatakan itu pada bajingan seperti aku!"
"Agar kamu bisa melakukan semua sesuai keinginanmu! Seribu kali kamu dengan wanita lain, aku tidak akan pernah meninggalkan kamu, kecuali itu pilihanmu!" Sela Bianca membuat Noe terperangah tak percaya, meski matanya tak lagi mengeluarkan air mata, namun Noe tau, di dalam hatinya, Bianca jauh lebih hancur daripada yang di tunjukkannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
Romance"Wanita, kamu dengar. Sekalipun kamu bisa masuk ke perusahaanku, itu hanya sekedar untuk menunjukkan bahwa aku masih menghargai orang tuaku! Jangan sampai kamu besar kepala!" Ketus Noe tepat di depan wajah Bianca Bianca menelan salivanya kelu, ia me...