Selamat jalan Master
7 bulan berlalu, kesehatan Tn. Rajata tak kunjung membaik, sudah 3 hari hingga saat ini ia tak lagi membuka matanya untuk sekedar bercengkrama dengan putra putri dan istrinya, keadaannya sangat menurun drastis setelah beberapa hari lalu kembali bersitegang dengan cucu pertamanya, B. Ia memohon agar B mengizinkannya bertemu dengan Bianca, namun B tetap keukeuh dengan pendiriannya, 7 bulan tinggal bersama, membuat Noe mengerti bagaimana putranya itu dengan sangat jelas
Meski terkadang sikapnya di luar batas, Namun Noe tak mau lagi memarahinya dengan cara kasar, ia ingin berusaha menjemput ketertinggalannya dalam mendidik B, harusnya B mendapat pendidikan yang baik dari kedua orang tua, namun untuk ke sekian kalinya Noe harus membenarkan penuturan kasar B beberapa bulan lalu, dia hanya sebagai korban yang harusnya mendapat perhatian lebih, tapi malah diperlakukan seperti tersangka, dan para tersangka sebenarnya malah hidup damai tanpa ada rasa bersalah
Pukul 00:23, mata Noe perlahan mengatup dengan posisi tubuh meringkuk di tepi ranjang, sesuatu yang menjadi kebiasaan Noe beberapa bulan terakhir, yaitu memeluk erat pakaian Bianca, mencium baunya lalu kemudian tertidur, beruntung ia memiliki beberapa pakaian Bianca yang kebetulan tertinggal di rumah orang tuanya itu
8 bulan kepergian Bianca, itu artinya kehamilannya pun sudah mendekati waktu kelahiran, harusnya ia ada di sisi Bianca, mengusap dan membiarkan bayinya merasakan sentuhan dari ayahnya, dan juga, harusnya dia ada di samping Bianca, saar wanitanya itu bertaruh nyawa demi buah hati mereka
Memang, yang terlihat di layar televisi, Noe terlihat baik-baik saja dan terlihat tenang, namun siapa sangka, di balik semua senyum di depan kamera, Noe menggandrungi ribuan masalah di dalam otaknya
***
P
ukul 6:30 pagi, Noe berjalan santai menuruni anak tangga lalu menuju ke arah dapur, stelan amburadulnya pagi itu membuat semua orang menggernyit heran, namun tak ditanggapinya, ia hanya diam lalu melahap hidangan di atas meja
"Ck, kakak udah cuci muka belum? Penampakan kakak membuat selera makanku ilang!" Gerutu Naya dengan sangat ketus, ia orang pertama yang selalu protes dengan perubahan Noe yang semakin hari semakin lupa memperhatikan diri
"Cuma gosok gigi doang biar bisa makan!" Jawab Noe dengan tak acuh
"Noe, setidaknya ikat rambutmu sebelum ke meja makan!" Ny. Kim mengambil tindakan, ia langsung berdiri kemudian mengikat rambut sebahu Noe dengan karet yang di bawanya dari dapur
"Akhhh, aku lupa karena kelaparan!"
"Kamu nggak kerja? Kenapa masih berpakaian begini?" Boxer longgar dan kaos oblong abu-abu yang sudah lecek karena dibawanya tidur semalaman
"Nggak, hari ini free, semua orang lembur semalam!"
"Bukannya hari ini kakak lounching?" Seru Naya melongoh, sementara B dan Nonna memilih menikmati sarapannya tanpa menoleh aktor utama itu
"Hm, jam 2 siang! Jangan lupa hidupkan televisi di kamar Daddy, biar Daddy dengar!" Jawab Noe dengan semangat
"Apa game kali ini untuk Daddy?" Ny. Kim
Noe mengangguk "aku dan Daddy merancangnya dengan baik, harusnya rampung dengan cepat, tapi kondisi Daddy selalu naik turun, jadi memakan waktu 4 bulan lebih! Ini karya Daddy setelah puluhan tahun berhenti memproduksi game!"
"Hm, Daddy memang gak bisa diam meski saat sakit!" Gerutu Nonna untuk pertama kalinya
"Cuma loe di rumah ini yang sukanya malas-malasan!" Ketus Noe menodong Nonna dengan kata-kata pedas
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
Любовные романы"Wanita, kamu dengar. Sekalipun kamu bisa masuk ke perusahaanku, itu hanya sekedar untuk menunjukkan bahwa aku masih menghargai orang tuaku! Jangan sampai kamu besar kepala!" Ketus Noe tepat di depan wajah Bianca Bianca menelan salivanya kelu, ia me...