Mine 39

739 100 8
                                    

Bianca menata sarapan di atas meja, ia hanya diam tak berbicara dengan dua orang pria yang duduk saling berseberangan di meja makan itu, perasaan kesal semalam masih saja melekat di hatinya

"Kenapa kalian tidak menyewa art saja untuk memasak? Lihat Bianca, dia kesulitan dengan kakinya yang seperti itu!" Ujar B setelah memperhatikan Bianca yang mondar mandir dengan tongkatnya menata satu persatu makanan

"B, dia istriku! Kamu harus memanggilnya dengan sopan!" Ingat Noe

"Ya, maaf! Maksudku, Mama!" Jawab B sambil tersenyum mencoba menggoda Noe yang terlihat cemburu

"Aku baik-baik saja! Tidak usah mengkhawatirkanku!" Ketus Bianca terus bolak balik mengambil peralatan makan

"Aku hanya kasihan! Kamu hanya bisa membawa satu persatu makanan untuk di hidangkan! Itu menghabiskan waktu!" Jawab B sok perhatian membuat Bianca berdiri di samping meja sambil menatapnya tajam

"Itu semua tidak akan memakan waktu jika orang-orang sehat sentosa seperti kalian ikut membantu!" Gerutu Bianca yang spontan membuat Noe berdiri ingin membantunya "tidak usah, kamu tidak lihat ini semua sudah lengkap!" Cegat Bianca menghentikan aksi Noe

Noe meneliti satu persatu persediaan di meja makan dan memang tak kurang satu pun, bahkan mereka hanya tinggal menyantap, karena makanan untuk masing-masing mereka pun sudah di tuang Bianca ke dalam piring

"Kamu terlihat tidak ikhlas sekali!" Sungut B dengan santai memakan sarapannya lebih dulu

"Ck, Boice! Aku orang tuamu! Berhenti bicara non formal denganku! Kita berada di negara yang mengemukakan pentingnya nilai moral dan kesopanan, tolong sopan terhadapku!" Tegas Bianca duduk di salah satu kursi dengan kesal, sementara B malah bersikap santai dan tak peduli

"B!" Noe memanggilnya tak kalah tegas membuat B tak dapat mengacuhkannya "kamu dengar apa yang Mamamu bilang? Apa kamu tidak di ajari soapn santun oleh Xena? Kenapa kamu bersikap kurang ajar saat orang lain berbicara tentang kamu!" Tegas Noe sedikit meninggikan suaranya, ia mengerti B lahir dan besar di luar negri, namun ia tak dapat terima perlakuan buruknya terhadap Bianca

"Xena hanya sibuk pacaran! Kapan dia akan mengajariku sopan santun!" Jawab B dengan nada datar

"Kamu pernah menjadi muridku! Tapi sikapmu tidak seperti ini! Kenapa sekarang kamu lain?" Tanya Bianca tak mengerti

"Aku benci melihat kalian berdua lebih dekat! Harusnya aku yang dekat denganmu!"

Braaakkkk

Bianca dan B terkejut saat Noe menggebrak meja, wajahnya terlihat kesal dan memerah "dia orang tuamu, B! Kamu harus paham dengan posisi mu sebagai anak!" Tekan Noe berusaha meredam amarahnya

"Papa juga lebih membela dia! Harusnya Papa milikku! Aku menyesal membuat kalian menikah! Aku jadi kehilangan Papa dan orang yang aku cintai!" Jelas B dengan lantang, suasana sarapan pagi itu menjadi kacau karena ulah B

"YAAAK! AKU IBUMU, BOCAH!" bentak Bianca menggebrak meja

"Kamu bukan ibu kandungku! Tidak ada salahnya aku mencintaimu!"

"Astaga! Kamu benar-benar menguji kesabaranku!" Gerutu Bianca mencoba menahan amarah

"Kesabaranku yang di uji di sini! Kalian hidup sebagai suami istri sementara aku di abaikan!"

"B, apa yang kamu katakan? Bukannya ini yang kamu inginkan?" Tanya Noe dengan tegas dan penuh penekanan

"Ya, tapi aku merasa cemburu setelah melihatnya secara langsung! Bianca menjadi lebih cantik sekarang!"

"Panggil aku, Mama Oke!"

"Ya, Mama!" Jawab B seolah mencemooh, dengan terpaksa acara sarapan yang harusnya berlangsung hikmat itu bubar meski belum ada yang merasa kenyang

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang