Helo everyone
Happy reading
Jangan lupa like dan komentarnya
HeheSemua orang menatap lekat dan penuh haru sosok wanita muda yang tengah hamil itu duduk di depannya. Ya, Bianca datang ke rumah besar Benedict setelah melalui pemikiran panjang dan menguras otak
"Bi? Mami nggak mimpi kan?" Bisikan Ny. Kim dengan lirih, ia masih belum percaya, akhirnya sosok yang dirindui itu datang sendiri tanpa di duga
Bianca tersenyum tipis, ia menatap satu persatu wajah keluarga yang ada di sekitarnya itu, mulai dari B, Naya, Nonna, Tn. Davin, Hilya, Ny. Hani dan Ny. Kim, semuanya tampak sembab karena tak hentinya menangis meski sudah 24 jam sejak Tn. Rajata di makamkan
"Maaf, aku terlambat. Hikss....!" Tangis Bianca terbesut tanpa bisa ia tahan, penyesalan terbesarnya seumur hidup, mengabaikan Tn. Rajata yang selalu mengutamakannya sejak kecil, bukan sebatas Ayah mertua, namun mendiang itu juga sosok yang tak pernah bisa ia tentang, bantah ataupun di khianati, sosok pemimpin yang benar-benar patut di hormati, itulah Tn. Rajata
Ny. Kim segera menghambur memeluk Bianca, ia ikut menangis, membaur dengan Bianca "sudah, tidak ada yang terlambat, Daddy yang terlalu cepat pergi, hikss!"
"KAMU JAHAT!" namun selaan keras dari Naya membuat semmua orang tercengang, ia menatap Bianca dengan penuh kebencian, Tn. Davin segera memeluknya agar tak bersikap anarkis "KAMU TAU DADDY MENCARI, TAPI KAMU CUMA DIAM BERSEMBUNYI, APA LEBIHNYA KAMU? KAMU BUKAN ANAK DADDY, TAPI DADDY TERUS MEMANGGIL KAMU!" suara Naya tetap tegas meski sedikit bergwtar karena cemburu, kecewa dan sedih berbaur menjadi satu
"Naya, cukup! Jangan bicara lagi!" Ny. Kim mencoba menghentikan Naya dengan suara tegasnya
"MAMI JUGA, DIA BUKAN SIAPA-SIAPA, KENAPA SEMUA ORANG MENYAYANGI DIA SEPERTI KELUARGA SENDIRI, TAPI LIHAT, DIA SENDIRI TIDAK TAU DIRI, MEMBUAT DADDY MATI, MAMI PIKIR SENANG MENJADI YATIM? hiksss" mulut Naya tak lagi terkontrol, namun Tn. Davin yang biasanya lebih di dengar memilih diam, memeluk tubuh kecil yang labil itu
"Ya, aku memang tidak tau diri! Aku dibesarkan, diberi keluarga yang sempurna, tapi akhirnya aku membuatnya kecewa hingga ujung umurnya!" Bianca mengakui semua tuduhan Naya tanpa mengelak
"Ini bukan salah kamu, ini takdir Daddy yang sudah harus pergi!" Nonna mencoba bersikap dewasa menengahi keadaan itu "maklumi Naya, kita semua tau, Naya pasti yang paling sulit menerima keadaan seperti ini!"
"NGGAK, DIA YANG SALAH, DADDY SELALU SESAK NAFAS SETIAP MEMBICARAKAN DIA DENGAN B, DAN KAMU JUGA SAMA B, KAMU SELALU MENENTANG DADDY DAN MEMBUATNYA KRITIS!" akhirnya B juga kena imbasnya
"Cukup Nay! Kamu jangan menambah masalah, kamu pikir ini yang diinginkan Daddy?" Nonna mulai menaikkan suaranya
"PERSETAN, YANG JELAS AKU INGIN DADDY DAMAI, AKU AKAN BALAS SEMUA ORANG YANG MEMBUATNYA MENDERITA!"
"DAMAI? OPA NGGAK PERNAH SETUJU ANAKNYA SEPERTI INI, APA DADDY MENGAJARKAN KAMU UNTUK MENGHINA ORANG MESKI DIA SALAH? KAMU MASIH TERLALU MUDA UNTUK MENGERTI KEADAAN!" B menyela sekaligus menentang Naya untuk pertama kalinya membuat emosi Naya semakin tersulut
"KAMU CUMA ANAK HARAM, NGGAK DI AKUI DI KELUARGA!"
"NAYA, JAGA UCAPANMU!" akhirnya Ny. Kim angkat Bicara, ia bahkan membentak Naya tanpa berfikir akibatnya
Wajah Naya yang awalnya penuh benci, berubah 190 derajat menjadi sendu dan takut, air matanya berurai menatap Ny. Kim dengan tatapan kecewa, akhirnya Tn. Davin berinisiatif untuk membawa Naya ke dalam kamarnya agar percikan api tak kian membesar
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
Romantiek"Wanita, kamu dengar. Sekalipun kamu bisa masuk ke perusahaanku, itu hanya sekedar untuk menunjukkan bahwa aku masih menghargai orang tuaku! Jangan sampai kamu besar kepala!" Ketus Noe tepat di depan wajah Bianca Bianca menelan salivanya kelu, ia me...