44

587 82 13
                                    

Yuhuuuu
Lama tak jumpa

Readers, mohon maaf lama tenggelam di dunia nyata

Semoga part berikutnya bisa lebih cepat ya
Dan semoga kalian suka part ini
Belum sempat edit juga jadi maaf banyak typo

Like dan koment

Di sebuah gudang kosong yang terletak di pinggir kota, tak ada tanda-tanda kehidupan di sana, karena tempat itu adalah kota tua yang sudah mati sejak 10 tahun yang lalu, Bianca duduk di kursi dengan mata tertutup, tangannya di dikat ke belakang, ia diam seperti seorang sandera yang tak berdaya

Derap langkah kaki yang menggunakan heals terdengar semakin mendekat, Bianca semakin tak bergeming saat meneliti suluet wanita tinggi, kurus langsing yang terlihat dari balik penutup matanya yang tipis

Bibir kecil dengan lipstik merah padam itu tersenyum tipis saat langkahnya terhenti di depan Bianca, matanya memancarkan dendam serta kemenangan yang tak perlu dijelaskan

"Ternyata, sangat mudah menemukanmu, adik kecil!" Gumamnya tepat di depan wajah Bianca, Bianca hanya diam, ia bertingkah seolah tak mengenali siapa wanita itu

"Siapa kamu?" Tanya Bianca ketus, namun suara tawa menggelegar di dalam ruangan itu

"Hahahahahha, kamu cepat sekali menjadi pelupa! Padahal kamu jauh lebih muda di banding aku!"

"Velin?"

"Hm, kita sangat akrab sebelumnya, seharusnya kamu mengenaliku sejak awal!"

"Akrab? Cih!" Bianca memancing emosi Velin yang ia tau sangat tak bisa di tantang itu

Wajah Velin sontak padam, ia mencekal pipi Bianca dengan keras "Bob! Anak ini merendahkanku!" Velin akhirnya mengadu pada Bob yang sedari tadi diam di belakangnya "kamu tau cara berlaku baik pada perempuan?"

Bob maju mendekati Bianca dengan senyuman evil yang ingin menerkam Bianca "dia sangat kecil, namun bisa dicoba!" Bob meraba lembutnya pipi Bianca yang chubby

Sementara di belakang layar sana, Noe sangat tidak sabar melihat istrinya di sentuh pria lain, jika tidak ada yang menahannya saat itu, sudah habis tangan Bob diiris oleh pisau di tangannya

"Jangan menyentuhku, Dude! Atau kamu menyesal nanti!" Tegas Bianca menjauhkan wajahnya dari tangan besar Bob yang mampu menutupi sebelah wajah Bianca dengan telapak tangannya

Bob terbahak hingga sulit terhenti membuat Bianca semakin muak dengan sandiwara itu "hahahaha, kamu mengancamku?" Geram Bob mendekatkan wajahnya dengan wajah Bianca, bahkan jika maju 5 cm lagi, bibir mereka akan bertaut satu sama lainnya

Cuiiihhhhh

Air liur Bianca tepat mengenai wajah Bob yang terlaku dekat dengannya, Bob menggeram kesal sambil mengusap wajahnya yang basah

"KURANG AJAR!" bentak Bob segera maju ingin menerkam tubub Bianca dan melecehkannya, namun belum lagi ia berhasil, Bianca bergerak cepat menendang bagian Vital Bob hingga ia terpental "akhhhhh!"

"Bob! Kamu baik-baik aja?" Velin mengejar Bob yang tergeletak, kemudia ia menatap Bianca dengan tajam, ia mendekat dengan cepat

Plakkkkkk

Di pipi Bianca bersarang sebuah tamparan yang langsung membuatnya merah berbekas lima jari Velin yang lentik

Bianca diam, ia menggerakkan otot pipinya yang terasa keram akibat tamparan itu, ia menarik nafasnya dalam, mencoba mereda emosinya yang sudah meluap "berani kamu menyentuhku?" Kekeh Bianca yang kemudian melepas ikatan tangannya dengan mudah, membuat Velin tercengang dan melongoh saat Bianca menggerakkan tangannya dan mulai membuka penutup matanya "tanganmu sangat lembut, tapi bisa menyakiti orang lain! Hebat!" Kini Bianca seolah memegang kendali permainan

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang