............
Noe memperhatikan monitor CCTV di depan pintu utama apartement, terlihat di sana Bianca datang dengan seorang pria yang mengantarnya hingga depan pintu, mereka terlihat akrab, Bianca juga terlihat enjoy dan lengket padanya, pasalnya Bianca sangat sulit melepaskan tangan pria tersebut saat mereka akan berpisah
Noe menjadi gelisah, kakinya tak bisa tenang di tempatnya berdiri, seperti orang yang menginjak beling di sekitarnya, cemburu, mungkin itu yang sedang dirasakannya, namun tetap saja ia akan menyangkal jika itu dikatakan seseorang padanya
Bip bip bip
"Dari mana kamu?" Tanya Noe tiba-tiba, saat Bianca baru saja muncul dari balik pintu, tatapan Noe sangat dingin membuat Bianca membeku
"Aku pergi sama temen!" Jawab Bianca pelan dan takut-takut
Noe berjalan mendekat dengan kedua tangannya masuk ke dalam saku piyama yang di kenakan "laki-laki!" Tuding Noe dengan penuh tekanan
Bianca menatap wajah Noe dengan takut "dia temanku sejak kecil, kamu jangan salah paham!" Sela Bianca membela diri
"Salah paham? Aku nggak salah paham, kamu pergi dengan siapa terserah kamu, tapi kamu harusnya tau waktu, kamu punya suami yang menunggu di rumah, bahkan kamu enak-enakan di luar dengan pria lain dan aku? Aku menunggumu dengan perut kosong!" Cercah Noe dengan suara bariton yang sangat dingin
"Aku kan udah ijin, ke-kenapa masih___"
"Aishhhhh, ijin? Bahkan kamu pergi dari kantor tanpa sepengetahuanku!"
"Memangnya teman kamu yang menejer keamanan itu nggak bilang?" Tanya Bianca bingung
"Akai?"
"Iya!"
"Ck, suami kamu dia atau aku? Kenapa kamu ijin ke dia?" Geram Noe serasa ingin mencabik-cabik mulut Bianca
"Tadinya aku akan minta ijin saat teman aku datang ke kantor, tapi dia bilang nggak usah, biar dia yang bilang sama kamu!" Jelas Bianca dengan polos membuat Noe menggeretakkan giginya karena geram setelah tau bahwa Akai melakukan itu
"Hm, lain kali kamu tidak boleh pergi tanpa izin aku! Dan kalau temanmu laki-laki, urungkan saja niatmu untuk minta ijin, karena aku tidak akan memberi ijin! Terutama pria cungkring barusan" Tukas Noe dengan sangat tegas
"Yaaak, dia hanya temanku! Dia sudah seperti____"
"Saudara? Kakak? Adik? Atau ayahmu?" Potong Noe membuat Bianca kesal lalu menggigit bibirnya agar tak mengeluarkan umpatan pada suaminya itu
"Kamu cemburu?" Tanya Bianca menantang Noe yang langsung mengatup bibirnya saat Bianca berani bertanya, mata mereka saling menghunus satu sama lainnya
2 menit, hening, Noe enggan menjawab ataupun membela diri
"Aku lapar!" Jawab Noe dengan sangat tegas
"Jam segini kamu belum makan?" Bianca melirik jam di tanganya yang menunjukkan pukul 10 malam
"Tidak ada makanan karena kamu belum pulang!"
"Delivery, Noe! Kenapa harus dipersulit!" Kesal Bianca melempar tasnya di atas sofa kemudian bergegas ke dapur
"Aku tidak cocok dengan makanan instan!" Noe berucap manja seolah ia tengah dimarahi oleh ibunya seketika itu keadaan berbalik menjadi 190 derajat
Bianca berbalik menatap Noe dengan tajam "nggak semua makanan delivery instan, akhhh aku bisa gila bicara denganmu!" Gerutu Bianca mulai mengeluarkan bahan-bahan makanan dari dalam kulkas
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
Romance"Wanita, kamu dengar. Sekalipun kamu bisa masuk ke perusahaanku, itu hanya sekedar untuk menunjukkan bahwa aku masih menghargai orang tuaku! Jangan sampai kamu besar kepala!" Ketus Noe tepat di depan wajah Bianca Bianca menelan salivanya kelu, ia me...