Setelah menempuh kurang lebih 23 jam perjalanan udara, akhirnya pesawat yang di tumpangi Noe mendarat di bandara John f kennedy New york, sepanjang perjalanan, tak ada pembicaraan antara dirinya dan dokter Kikan yang ikut serta, ketegangan nampak di wajah keduanya, bukan tak punya topik pembicaraan, karena keduanya tak pernah satu ruangan atau tempat dalam jangka waktu lama seperti saat ini, biasanya mereka hanya bertemu saat Noe mengalami guncangan mental saja
"Mr. Bene and Mrs. Kikan?" Sapa seorang pria bule dengan stelan jas rapi berdiri di sebelah kiri pintu
"Yes, I'm!" Jawab Noe dengan penuh percaya diri
"Right here!" Pria itu menggiring mereka ke arah kanan, rolls royce cullinan sudah menunggu mereka untuk melaju mengantarkan mereka pada tujuan
"Hhhhhh" Noe menghela nafas panjangnya setelah masuk ke dalam mobil dan kembali duduk di samping Dokter Kikan, ia mengedarkan pandangannya keluar jendela mobil seolah menikmati pemandangan yang ternyata hanya seperti sebuah bayangan di dalam kepalanya
"Kamu terlalu sering mengeluh sejak dari pesawat sampai ke sini! Pikirkan yang terbaik untuk Nonna, jangan berpikir terlalu sempit!" Ujar Dokter Kikan yang membuat Noe melotot menatap kearahnya penuh kebingungan
"Aku nggak ngeluh! Kapan aku melakukannya? Kita hanya bicara 1 atau 2 kali saja, kenapa tante menuduhku begitu?"
"Menghela nafas, sama dengan mengeluh! Kamu tidak mengeluarkan suara, tapi hatimu berkata banyak hal!"
"Aku hanya tegang, kita berhadapan terlalu lama!" Gerutu Noe dengan jujur membuat sudut bibir Dokter Kikan terangkat
"Xena wanita yang sulit menahan keinginan diri! Dia sama seperti Papanya, tidak setia dan berubah-ubah!" Jelas Dokter Kikan sambil tersenyum dan Noe malah terpelongoh mendengarnya "yang salah bukan hanya kamu, tapi kalian berdua!"
Noe menggumam senyum kemudian menunduk karena merasa malu dan kerdil "yang namanya kesalahan, pasti akan selalu teringat saat kita berhadapan dengan orangnya!"
"Lagi pula, itu sudah lama, B sudah cukup besar dan pandai memilah, dan saat ini kalian sudah punya kebahagiaan sendiri-sendiri! Mungkin hanya Yosse yang dapat mengerti, membimbing, dan mendidiknya dengan baik, cinta tidak mengenal umur, kan?" Cercah paruh baya itu sambil tersenyum getir, Noe tau pasti, senyuman itu hanya terpaksa di depannya saja
***
Indonesia pukul 23:15 Wib
Bianca masih belum dapat memejamkan matanya dan bergulat di alam mimpi, berkali-kali ia duduk di meja belajar dan kembali ke tempat tidur, hal itu sudah ia lakukan sebanyak 12 kali sejak 3 jam lalu, Bianca baru menyadari bahwa satu hari tanpa Noe hidupnya teramat sepi dan hampa, ini kali pertama mereka terpisah sejak hubungan mereka mulai membaik
"Ck, akhhhhhh, dasar brengsek! Sekali keluar rumah, lupa sama status! Aku istrimu, Noe! Kenapa belum menghubungiku, apa panggilan internasional terlalu mahal untuk pulsamu? Akhhhhh" Bianca mengumpat sendiri sambil merutuki ponselnya yang mati tanpa ada notifikasi apapun
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
Romance"Wanita, kamu dengar. Sekalipun kamu bisa masuk ke perusahaanku, itu hanya sekedar untuk menunjukkan bahwa aku masih menghargai orang tuaku! Jangan sampai kamu besar kepala!" Ketus Noe tepat di depan wajah Bianca Bianca menelan salivanya kelu, ia me...