XLII

1.4K 63 4
                                    

"I WANT TO HEAL, I WANT TO FEEL

WHAT I THOUGHT WAS NEVER REAL

I WANT TO LET GO OF THE PAIN I'VE HELD SO LONG

I WANT TO HEAL, I WANT TO FEEL

LIKE I'M CLOSE TO SOMETHING REAL

I WANT TO FIND SOMETHING I'VE WANTED ALL ALONG

SOMEWHERE I BELONG."

Pada penggalan lirik terakhir, dengan sengaja Kaia memanjangkan pelafalannya sambil berteriak hingga musik dari Linkin Park yang diputar di tempat karaoke itu berhenti dengan sendirinya. Ending-nya, remaja itu terbatuk-batuk dan bergegas mencari minum. "Udah lama nggak check sound, tenggorokan jadi butuh adaptasi ulang." Ujar Kaia sengaja membanyol.

Ilo hanya terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Baru tau kalau selera musik Kaia oke juga. Dalam artian, satu selera dengannya.

Setelah menghabiskan sebotol air mineral, Kaia segera meloncat ke layar monitor yang ada di depan sofa. Ia tampak serius memilih-milih lagu apa yang akan ia nyanyikan selanjutnya. "Lo, lo mau lagu apalagi nih?" sambil terus menyentuh layar monitor dengan telunjuknya dan tanpa mengalihkan pandangannya, Kaia bertanya pada Ilo.

Ilo segera menghampiri Kaia. Namun cowok itu hanya berdiri di samping Kaia yang duduk di sofa dengan punggung yang sedikit membungkuk.

"Buruan milih, ntar waktunya keburu habis gara-gara nungguin lo mikir." Kaia menarik tangan cowok itu sehingga mau tidak mau Ilo jadi duduk di sebelah Kaia persis.

Ilo kaget bukan main. Tidak menyangka Kaia akan melakukan itu padanya. Mendekatkan diri Ilo pada Kaia. Sedekat ini, sampai lengannya bersentuhan dengan lengan Kaia. Bukan hanya itu saja, dari jarak sedekat ini, Ilo bisa mencium wangi parfum dari tubuh Kaia. Karena terlalu dekat inilah, Ilo malah tidak bisa mengucapkan apapun dari mulutnya.

"Ya udah, gue pilihin nih. Lo kudu nyanyi ya." Dengan isengnya, Kaia memilihkan sebuah lagu untuk Ilo.

Lagu itu langsung Kaia mainkan. Sebuah lagu dari girlband populer asal Korea, Black Pink yang berjudul Lovesick Girl.

Tiga jam full Kaia dan Ilo mengabiskan waktu sepulang sekolah mereka dengan berkaraoke. Keluar-keluar dari tempat itu, suara mereka sudah sama-sama serak. Namun mereka tidak menyesalinya. Buktinya mereka masih bisa ketawa-ketawa sambil bercanda selama berjalan keluar.

Kaia sudah berdiri di samping mobilnya bersama dengan Ilo yang juga mobilnya terparkir di samping mobil Kaia. "Thank you, Ilo, udah mau diajak gila-gilaan hari ini." ucap Kaia sambil terkekeh.

"Iya, lo gila gue jadi ketularan." Sahut Ilo membuat Kaia makin terkekeh.

"Ya udah deh ya, gue cabut dulu. Udah disuruh pulang sama bokap." Gadis itu segera pamit pada Ilo.

Ini yang Ilo sayangkan. Kenapa cewek ini harus bawa mobil sendiri sih? Kalau tidak kan, Ilo bisa beralasan untuk mengantarnya pulang sehingga waktunya untuk berduaan dengan Kaia jadi makin lama. "Hati-hati. Sampe rumah kabarin ya?"

*

Kaia : Lapor, gue udah sampe di rumah dengan selamat. Lo?

Ilo segera menepikan mobil begitu mendapat pesan dari Kaia. Bibirnya merekah, tidak percaya Kaia benar-benar menuruti permintaannya.

Cyrillo : Masih di jalan. Bentar lagi sampe.

Kaia : Kalo masih nyetir jangan main hp. BAHAYA!

Ilo terkekeh membacanya.

Cyrillo : Ga kok, ini lampu merah.

Kaia : Lama jg lampu merahnya ya. Terobos aja lah.

ALASTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang