Oscar dan Rion rujuk! Ikatan cinta yang telah terputus kini kembali tersambung. Berita bahagia ini langsung disampaikan oleh Oscar pada keempat sahabatnya. Dan Rion pada sahabatnya, Kaia.
Keputusan Rion untuk mengambil pilihan kedua dari pilihan yang Asta beri membuahkan hasil yang manis. Usaha Rion untuk mempertahankan hubungannya dengan Oscar terbilang sukses. Meski Rion harus kembali merasakan tekanan serta rasa takut yang besar, namun pada akhirnya Rion berhasil meyakinkan kedua orang tua Oscar agar merestui hubungannya dengan Oscar.
Oscar sendiri awalnya tidak percaya jika Rion yang selama ini cukup pengecut, ternyata bisa seberani itu berhadapan dan berbicara pada kedua orang tuanya tentang keinginannya untuk mempertahankan hubungan yang sudah ia jalani dua tahun bersama dengan Oscar. Atas perjuangan besar yang Rion lakukan demi dirinya, Oscar berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu membahagiakan Rion.
"Kai, tolong sampein maaf gue buat Asta, ya? Selama ini gue udah salah nilai dia. Ternyata semengerikannya Asta, Asta masih punya sisi baik. Gue jadi sadar kenapa Oscar bisa bertahan temenan sama dia. Dan gue juga sekaligus nyesel udah bilang yang nggak-nggak sama lo soal Asta." Rion menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Kaia. Ia meraih tangan Kaia, lalu menggenggamnya erat, "Kai, sekarang gue dukung lo sama Asta."
Senyuman Rion, kata-kata Rion yang panjang, membuat Kaia merasa tidak nyaman. Kaia sampai harus menghindari kontak mata dengan Rion dan menarik tangannya dari genggaman Rion hingga Rion mengernyit tidak mengerti. "Maaf, Ri. Lo bisa minta tolong ke Oscar aja buat nyampein maaf lo ke Asta."
"Eh? Kenapa? Lo kenapa sama Asta? Kalian berantem?" Rion makin bingung.
Kaia menggeleng, "Lagipula gue sama Asta nggak pernah ada apa-apa, Ri."
*
Istirahat siang hari ini Kaia memutuskan untuk menyibukkan pikiran dan hatinya yang sesak karena terus menerus kepikiran Asta dan Licia yang segera akan menyusul Oscar dan Rion.
"Lo ngapain disini?" tanya Kaia heran karena tiba-tiba muncul Ilo.
"Nyamperin lo. Jadi kapan mau karaoke lagi?" jawab cowok itu sekaligus balas bertanya sambil ikut menarik kursi di sebelah Kaia setelah Kaia mendapatkan satu buku untuk ia baca selama istirahat.
Kaia tidak langsung menjawab. Ia ingat kata-kata Asta, bahwa cowok ini katanya suka padanya. "Sori, nggak bisa nentuin."
Ilo mengangguk-anggukkan kepalanya. "It's okay. Yang penting kalo lo siap, lo kabarin gue aja. Gue pasti siap kapan pun lo mau."
Kaia hanya membalas dengan senyuman kaku.
"Kai, kalo gue tanya, lo mau jawab nggak?" tanya Ilo tiba-tiba dengan aura yang serius.
"Tergantung pertanyaannya, Lo." Jawab Kaia tanpa mengalihkan perhatian dari buku.
"Lo suka sama Asta?"
Tubuh Kaia menegang mendengarnya. Tak disangka dirinya akan mendapat serangan seperti ini dari Ilo. "Ke-kenapa—"
"Kalo emang beneran lo suka sama Asta dan Asta suka sama lo, gue lega. Asta nemuin pendamping yang baik." Ada senyum sendu di wajah Ilo yang tak bisa Ilo sembunyikan.
Yang kemudian menular pada Kaia, "Gue sama Asta nggak bakal jadi, Lo. Sebentar lagi, Asta bakal kembali ke Cia."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASTAIR
Dla nastolatków(COMPLETE) Dia adalah seorang pemuda yang mendekati sempurna secara fisik, namun minus secara akal. Dia tampan, tetapi arogan. Dia tinggi, tetapi suka semaunya sendiri. Dia memiliki tubuh yang wangi, tetapi egonya tak tertandingi. Dia berasal dari k...