II

14.8K 394 14
                                    

Alastair Ronan Kannon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alastair Ronan Kannon.

Pemuda yang tahun ini memasuki usia 17 tahun itu merupakan sosok yang mendekati sempurna secara fisik, namun minus secara akal. Ia adalah siswa populer di sekolah dengan kriteria wajah tampan, tubuh tinggi 178 cm, serta memiliki kulit yang putih. Berbekal dari barang branded yang sering menempel di tubuhnya, serta mobil Mercedes-Benz G63 AMG yang selalu ia bawa ke sekolah, membuat namanya makin melambung.

Cowok yang biasa dipanggil Asta ini memang nyaris sempurna secara fisik. Namun jika dinilai secara akal, orang-orang akan setuju kalau akalnya berbanding terbalik dengan fisiknya. Ia gemar menyuruh atau memerintah tanpa peduli pendapat atau keadaan orang lain. Tak pelak ia sering disebut otoriter. Atau bahkan beberapa orang menyebutnya diktator.

"Apa perlu lo sampe nyuruh temen-temen Cia jauhin Cia cuma karena pyjamas party malem itu?" Oscar bertanya sambil menghembuskan nafasnya pelan.

"Ada yang keberatan?" bukannya menjawab Oscar, Asta malah melempar pertanyaan untuk keempat temannya. Ia tatap satu persatu teman-temannya dengan mengangkat satu alisnya.

Rich terkekeh, "Percuma juga lo ngoceh sampe berbusa kalo yang lo ocehin tuh manusia yang otaknya udah bermutasi jadi batu!"

"Gue cuma kasian sama Cia. Dia bener-bener udah nggak punya teman sekarang."

"Dia nggak butuh temen. Gue cukup buat dia." Sahut Asta lagi.

Keempat temannya saling tatap beberapa saat. Setelahnya, ada Oscar yang kembali menghembuskan nafasnya pelan, ada Lanang yang hanya diam tanpa komentar apapun, ada Rich yang terbahak dan ada Ilo yang berdecak sambil menggelengkan kepala.

Benar kan, akalnya berbanding terbalik dengan fisiknya? Bagaimana bisa seseorang hidup hanya dengan satu orang saja? Ini bukan lagi jaman prasejarah, bukan jaman manusia purba yang bisa hidup sendiri atau dengan kelompok kecil. Ini jaman modern, globalisasi. Tetapi untuk Asta, sepertinya hal itu bisa-bisa saja. Apapun yang ia mau, pasti akan ia dapatkan. Apapun caranya.

Sudah menjadi kewajiban Asta yakni menjauhkan Licia dari orang-orang maupun hal-hal yang bisa menimbulkan pengaruh dan dampak buruk untuk pacarnya itu. Hal ini sudah berlangsung cukup lama sejak Asta dan Licia meresmikan hubungan mereka. Orang-orang yang bisa berinteraksi dengan Licia hanya orang-orang yang Asta setujui dengan pertimbangan tidak membawa pengaruh atau dampak buruk bagi Licia. Sekalinya orang itu membuat kesalahan sedikit saja, Asta tidak akan membiarkannya. Asta akan menyingkirkannya. Itulah sebabnya, orang-orang yang semula mau berinteraksi dengan Licia terpaksa harus mundur karena sudah takut duluan dengan Asta. Mereka tidak mau bernasib sama seperti orang-orang yang sudah lebih dulu merasakan apa yang Lys, Thalia, Sandra, dan Meg rasakan kemarin.

"Duh!" seketika Asta mengaduh ketika sebuah cue mendarat di kepalanya.

"Lo Pithecanthropus Erectus? Homo Erectus? Atau Meganthropus Paleojavanicus?" tanya Lanang, satu-satunya teman Asta yang berani memukul Asta.

ALASTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang