XIX

1.9K 86 5
                                    

"Jadi gimana? Lo mau kan dateng ke prom bareng gue?" Ruben tersenyum lebar pada Kaia yang dia cegat begitu turun dari mobil.

"Nggak ah." tolak Kaia memudarkan senyum Ruben.

"Yaaah, kenapa? Lo udah sama cowok lain? Kok bukan gue aja sih, Kak?" Ruben manyun. Lucu sekali bibirnya seperti kartun JoJo Bizzare Adventure.

"Kalo dia bilang nggak ya nggak." celetuk Asta tau-tau nongol di tempat Ruben dan Kaia berada. Asta tidak sendiri, ia datang bersama Licia.

Seketika Ruben langsung garuk-garuk kepala sambil nyengir garing. Di antara kakak kelas yang dulu jadi rekan satu tim basketnya, hanya Asta yang membuat Ruben tidak nyaman sekaligus jiper. "Eh, Bang. Udah berangkat lo?" basa-basinya sangat kaku.

Asta hanya melirik Ruben tanpa menggubris basa-basinya, juga melirik Kaia yang menahan tawa karena tak tahan melihat wajah Ruben tanpa bicara apapun lagi.

Setelah Asta dan Licia menjauh, baru tawa Kaia meledak. Sedangkan Ruben yang ditertawai hanya menggerutu sebal. "Segitu takutnya lo sama Asta?" tanya Kaia setelah tawanya reda.

Ruben berdecak kesal, "Gimana gue nggak takut? Akrab aja enggak. Emang elo?"

"Gue? Akrab sama Asta?" Kaia menunjuk dirinya sendiri.

"Iya, gue sering liat lo ngasih minum ke dia."

"Oi, itu gue yang disuruh beli sama dia, bukannya ngasih secara sukarela!"

"Ta," panggil Licia dalam perjalanannya diantar Asta ke kelas. Asta hanya menggumam. "Prom nanti, lo bakal dateng?" tanyanya kemudian.

"Lo?" Asta melirik gadis itu.

Buru-buru Licia merevisi pertanyaannya, "Kita."

"Nggak." final Asta bulat.

*

Hanya Oscar yang sudah mengkonfirmasi akan datang ke prom di antara dirinya dan keempat temannya. Oscar yang semula bersemangat, jadi lesu karena harapannya bisa datang ke acara prom selain bersama dengan Rion, juga bersama dengan teman-temannya di tahun terakhir di SMA telah sirna. "Kalian beneran nggak dateng?" tanya Oscar sekali lagi.

"Nggak." jawab Asta, Lanang, Ilo dan Rich kompak.

"Lagi adik lo nggak kreatif banget. Bikin acara nggak mutu! Sayang nggak ketemu-ketemu, kalo ketemu udah gue poles palanya!" omel Ilo yang masih belum bertemu dengan Rick.

"Yuk, ke rumah. Dia ada di rumah, lagi nggak tau ngapain tadi di kamar. Tapi habis itu gantian, lo anterin gue ke rumah lo buat ketemu Cyril." Rich tersenyum licik.

Ilo melirik. Sudah bukan rahasia lagi kalau Rich memang naksir berat pada cewek bernama Cyril yang bukan lain adalah adik kembar Ilo. "Dia udah ke laut."

"Hah? Gimana? Ke laut? Maksudnya apa?" Rich melotot heboh.

"Gue buang!" tampaknya Ilo sedang bertengkar dengan adiknya. Makanya kata-kata yang keluar dari mulutnya terkesan ngawur.

"Kalo lo mau buang Cyril kenapa mesti ke laut, njir! Gue bersedia nampung! Kalo perlu, gue kasih Rick sekalian! Gue nggak perlu adik model begituan."

"Daripada gue kasih ke lo cuma-cuma, mending gue jual di dark web! Punya adik cewek ribetnya minta ampun! Tobat gue!"

"Lah, adik gue cowok! Lebih-lebih ngeselin tau, nggak! Gue sampe mikir jangan-jangan dia anak adopsi!"

ALASTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang