XXXII

1.7K 77 9
                                    

"Kai, menurut lo, apa tindakan Cia selama ini salah? Selingkuh sama Ben karena nggak tahan lagi sama Asta?" Rion tiba-tiba bertanya pada Kaia ketika mereka sedang menikmati istirahat berdua di kantin.

"Hm?"

"Lo inget kan, dulu pas gue double date sama Cia dan Asta? Dari situ gue tau gimana sikap Asta ke Cia. Kasian juga sih sebenernya Cia. Dia kayak tertekan gitu bareng Asta."

"Gimanapun kalo kata gue, perselingkuhan tetep nggak dibenarkan, Ri. Apapun alesannya. Apalagi Asta tuh bener-bener cinta sama Cia."

Rion mengerutkan keningnya, "Terus menurut lo tindakan Asta udah bener? Nyulik anak orang berhari-hari?"

"Nggak juga."

"Tapi kata lo tadi?"

Kaia menghembuskan nafasnya, "Asta cuma nggak tau gimana caranya mencintai seseorang, termasuk di dalamnya adalah melepaskan. Itu kesalahannya."

Rion terdiam seketika. Baru pertama kali ini ia dengan temannya ini berbicara soal cinta seserius ini.

*

"Udah ada kabar dari Asta?" tanya Lanang pada Oscar dan Ilo di depan ruang kelas Ilo. Ilo dan Oscar hanya menggeleng tak bertenaga. "Ck, tuh anak bener-bener bikin repot." Decak Lanang sambil menghembuskan nafasnya kasar. Sungguh yang mereka khawatirkan bukanlah Licia sama sekali. Mereka murni khawatir pada Asta kalau-kalau teman mereka itu sampai nekat yang ujungnya akan menghancurkan dirinya sendiri. Itulah alasannya mereka masih tetap mencari Asta.

Kaia yang hendak menuju ke kelasnya melewati mereka bertiga, bisa melihat dan mendengar dengan jelas raut wajah mereka bertiga.

"Eh, Kai." Sapa Oscar menyadari keberadaannya. "Baru balik dari kantin?"

"Iya." Kaia menyahut singkat. "Anu, gue mau lewat." Lanjut Kaia meminta diberikan jalan. Pasalnya mereka bertiga berdiri di tengah koridor kelas.

"Eh, Kai, bentar." Ilo menahan lengan Kaia dengan cepat sebelum gadis itu berjalan lebih jauh.

"Apa?"

"Menurut lo Asta kemana?" pertanyaan Ilo yang sangat tiba-tiba membuat Kaia terkejut sekaligus menggiring tatapan Lanang dan Oscar padanya.

"Lo tanya sama gue? Kalian yang temen kentelnya aja nggak tau, apalagi gue?"

"Who knows? Lagian lo kan temen curhatnya." Kata Ilo yang kali ini membuat teman-temannya selain Kaia mengerutkan kening.

"Asta sering curhat sama lo?" tanya Lanang.

Bukan Kaia, tetapi Ilo yang mengangguk. "Nggak tau kenapa, untuk hal-hal tertentu tuh anak lebih suka cerita sama Kaia daripada kita."

"Nggak, gue nggak tau." Kata Kaia memutuskan harapan Ilo satu-satunya.

*

Kaia baru saja keluar dari kelas setelah bel pulang berbunyi sekitar 10 menit yang lalu. Sedangkan Rion sudah pulang sejak tadi karena hari ini ia akan pulang diantar oleh Oscar. Alangkah kagetnya Kaia begitu Lanang tiba-tiba menghadang langkahnya. Secara tubuh Lanang kan kekar, tinggi besar. Sedangkan Kaia bertubuh kecil. Rasanya seperti seekor tikus yang tengah berhadapan dengan Kucing. "Asli gue kaget." Ucap Kaia sambil mengelus-elus dadanya.

"Bisa ikut gue sekarang?"

*

"Ini kan rumah Asta?" tanya Kaia heran begitu mobil yang ia tumpangi berhenti di depan sebuah rumah megah bak kastil hantu.

Lanang hanya mengangguk sambil keluar dari mobilnya. Diikuti oleh Kaia yang masih tidak mengerti.

"Ngapain kesini, Nang?" Tanya Kaia sambil membuntuti Lanang.

ALASTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang