XXI

1.9K 75 9
                                    

"Jadi Kai, udah lo putusin?" tahan Faolan begitu bel istirahat berbunyi. Cowok itu mencegat Kaia keluar kelas.

"Apanya?"

"Prom."

Kaia memutar kedua matanya, "Gu—"

"Kaia mau, Lan." potong Rion dengan cepat membuat Kaia melotot.

"Rion?!"

Wajah Faolan terlihat cerah, kentara sekali bahagianya. "Thanks, Kai. Gue janji gue bakal jemput lo on time, nggak bakal gue biarin lo nunggu."

"Oke, Faolan." Seru Rion mewakili selagi Kaia sedang kesusahan mencerna apa yang telah terjadi di depannya.

"Riona Fawna Halim, please!" seru Kaia kesal sepeninggal Faolan.

"Biar gue ada temennya." Ujar Rion sama sekali tak merasa bersalah. Malah ia tersenyum lebar sambil mengamit lengan Kaia keluar kelas.

Langkah kedua gadis itu terhenti begitu mereka berpapasan dengan Rich yang berdiri di depan pintu kelas 12 IPA 4. Tangan Rion yang mengamit lengan Kaia perlahan mengendur. Rion mundur, bersembunyi di balik tubuh Kaia yang mungil.

"Cebol, maafin gue." ucap Rich malu-malu tanpa berani menatap wajah Kaia.

Perhatian Kaia bukannya tertuju pada Rich, malah tertuju pada 3 cowok yang berdiri di belakang Rich. Ada Lanang, Oscar dan Ilo.

"Maaf kalo kemaren gue berlebihan. Tapi sumpah, kemaren itu gue cuma becanda. Kan lo tau sendiri mulut gue gimana kalo ngomong." lanjut Rich suaranya makin lirih.

"Anu Rich, gue mau tanya." Ucap Kaia pelan.

Cara berbicara Kaia yang terkesan baik-baik saja seperti ini entah kenapa malah membuat Rich tidak enak. Perasaannya tidak enak. "Apa?" tanya Rich pelan-pelan mengangkat wajahnya, menatap wajah Kaia.

Kaia mendekat satu langkah pada Rich seraya menyipitkan kedua matanya, "Apa bener adik lo ini ukurannya kecil?" tanya Kaia sambil menunjuk adik Rich.

Mata Rich membelalak seketika. Wajahnya berubah menjadi merah padam. Terlebih ketika ketiga temannya kompak terbahak mendengar pertanyaan Kaia. Yang juga menular pada Kaia.

"Sialan lo, Cebol!!! Tau dari mana lo?! Nyesel gue minta maaf sama lo, anjir!!!!"

Masih sambil misuh-misuh, Rich datang ke kantin bersama 3 orang temannya yang juga masih sibuk menertawai rahasia terbesar dalam hidup Rich yang akhirnya bocor sampai ke Kaia.

"Dari mana aja?" tanya Asta yang rupanya sudah menunggu mereka. Ke-4 temannya heran melihat Asta sendirian di kantin. Mereka pikir Asta akan istirahat bersama dengan Licia seperti hari-hari sebelumnya.

"Lo nggak sama Cia?" tanya Oscar duduk di sebelah Asta.

"Lo liatnya gimana?" Asta balik bertanya dengan menyebalkan.

"Ta, Cia di UKS sekarang." Seorang cowok tiba-tiba mendatangi mereka di kantin, melaporkan sebuah kejadian pada Asta.

Wajah Asta langsung tegang selagi teman-temannya masih menyisakan tawa. Tanpa pikir panjang, Asta segera berlari meninggalkan kantin menuju ke UKS untuk menemui Licia.

Tidak sampai 2 menit bagi Asta untuk mencapai UKS yang letaknya cukup jauh dari kantin. Ia langsung menggebrak pintu UKS dan membuka bilik yang tertutup tirai. Ia terkejut melihat pacarnya sedang terbaring di atas ranjang berwarna putih. "Lo kenapa? Lo sakit apa? Kenapa tiba-tiba lo jadi begini?" tanya cowok itu langsung mendekati Licia, meraba-raba kepala Licia. Cowok itu bertanya dengan nada cukup keras sampai membuat Meg yang menemani Licia ketakutan.

ALASTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang