38| Agensi Model

1.8K 129 1
                                    

Haiii gercep update yaa
Jangan lupa vote komen

Happy Reading!

* * *

"Tumben berangkat sendiri." Anya datang-datang merangkul Luna, ia menoleh kaget akan kedatangan Anya.

"Evan berangkat agak siangan bareng temennya."

"Ohh, lo semalem baca pesan gue kan, gimana?" Luna terdiam nampak berpikir.

Pencarian model majalah couple remaja.ll

"Kayanya gak deh, gue sama sekali gak bisa jadi model." Luna menolak terang-terangan.

"Pikirin baik-baik deh, Lun. Walaupun gak bisa setidaknya lo pasti diajarin."

"Lo aja kalo gitu yang ikut."

"Dih apaan gue, gue kan banyak kerjaan di Kafe."

"Lo kan banyak gaya hehe." Luna menyengir.

"Mending lo aja deh, lo udah cantik alami, gue mah apaan harus makeup-an dulu biar cantik."

"Mulai deh insecure, lo cantik tau, pasti mantan lo banyak," timpal Luna.

"Apaan cuma satu."

"Satu? Siapa? Asik cinta pertama, pasti lo belum move on dari dia, ya?" goda Luna.

"Jangan mulai deh, Lun. Balik ke topik awal."

"Nggak ah, gue gak tau pasangan gue nanti siapa, belum lagi Evan nanti marah kalo gue deket-deket cowok." Luna berkata dengan murung.

"Gue nanti bantu ngomong deh ke Evan, jadi lo gak perlu ngomong ke dia lagi." Luna mendelik pada Anya.

"Tapi kasih tau dulu siapa mantan lo itu." Luna tertawa, mulai lagi menggoda Anya. "Siapa hayo? Gue gak akan suka apalagi pacarin dia ini kali."

Anya terbahak. Sayangnya lo udah pacarin dia, Lun.

* * *

Brak!

"Gue balikin!"

"Wih susu stoberi, dari Gema, Lun?" tanya Rino.

"Gak usah ditanya dongo!" Leo menjitak kepala Rino dari belakang. "Dia ngomong dia balikin itu tandanya dari yang ngasih."

"Buat gue aja kalo gitu, ya, Gem?" Rino mengambil susu stoberi itu. "Katanya bisa gedein dad-" Rino memotong ucapannya kala Gema menatap tajam. Luna yang berdiri di sana menghela napas berat lalu pergi dengan kesal.

"Ups sorry dory stobery!"

"Orang baru baikan jadi marahan lagi kan, Rino dongo!" Leo mendumel kesal. "Lagian lo berdua marahan kenapa, sih?"

Gema menenggelamkan wajahnya dengan hoodie miliknya. Bukan tidak mau memberitahu temannya, tapi hal itu privasi dan juga Gema tidak percaya mulut kedua temannya tidak akan ember pada siapapun.

"Ditanya malah molor, suek!" dengus Leo kembali pada aktivitasnya. "No, mabar, yok!"

"Nggak ah males, dikata dongo!" Leo berdecak.

"Baperan maneh jadi orang!"

"Ngapain lo nyamperin Gema, Lun?" tanya Anya melihat Luna kembali duduk.

GEMA ALASKAR (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang