41| Stuck

1.7K 121 7
                                    

"Gema, boleh duduk, kan?" Gema berdeham. Vella memanyunkan bibirnya, kenapa sikap Gema sangat dingin hari ini. Apa ada yang salah kehadiran Vella.

"Pipi kamu kenapa?"

"Nggak apa-apa, luka dikit."

"Diganti ya plesternya, biar gak infeksi." Tangan Vella yang hendak meraih pipinya ditolak oleh Gema. Gema sangat suka plester pemberian Luna. Mempercepat penyembuhan lukanya. Bucin memang.

"Gue ke toilet dulu," pamitnya pergi. Lagi-lagi Vella menahan rasa kesal.

"Wuih, mak lampir ngapain di sini?" Leo datang membawa nampan berisi tiga mangkok mie ayam sementara Rino membawa tiga gelas es teh manis.

"Suka-suka gue, ini kan tempat umum!"

"Eh si Gema kemana?" tanya Rino.

"Toilet," jawab Vella ketus.

"Galak amat, bu, pesen makan gih biar mulutnya bermanfaat buat makan bukan ngomelin orang," balas Leo.

"Nggak, gue diet!"

"Diet-diet, lambung lo gue sentil langsung maag tuh."

Vella berdecih, meladeni dua makhluk di depannya memang tidak ada habisnya, mending Vella memutuskan untuk menscroll instagramnya. Mengecek hasil pemotretan Gema kemarin, meski pasangannya bukan Vella, yang jelas Vella senang Gema bisa ikut serta menjadi model.

Brak!

Dua orang yang sedang asik makan di hadapannya hampir tersedak melihat Vella tiba-tiba bangun dari tempat duduknya dan pergi.

Gema keluar dari bilik toilet dan mencuci tangan di wastafel. Gema ingin kembali buru-buru ke kantin, mie ayamnya didiamkan pasti sudah dingin apalagi di hadapan Leo dan Rino yang tukang makan, bisa-bisa makanannya diembat juga. Baru selangkah keluar toilet, Gema mengurungkan niatnya, Luna dan Evan tengah lewat, mengobrol sesekali bercanda padahal sebelumnya Gema juga baru merasakan bercanda dengan cewek itu.

Cih, bucin! batin Gema meledak-ledak berjalan mengikuti mereka di belakang karena tujuannya sama menuju kantin. Keduanya berbincang sambil bercanda tawa, namun ada hal yang aneh menurutnya. Saat Evan memandang Luna, wajahnya bergerak ke samping itu terdapat sebuah plester yang menempel di balik lukanya.

Sial! Gue kira cuma gue doang yang dikasih plester sama Luna.

Di arah berlawanan, Vella bertemu dengan Evan dan Luna. Sebuah kebetulan bukan?

Vella tersenyum pada Luna. "Hai Lun, Van." Luna tersenyum tipis, batinnya merasa tidak enak melihat kedatangan Vella.

"Kenapa, Vell?"

"Ada yang mau gue omongin sama Luna, boleh pinjem bentar, gak?"

"Boleh." Evan melirik Luna. "Aku tunggu di kantin, ya."

"Y-yaudah."

"Yuk!" Vella menarik tangan Luna pelan, membawanya pergi.

Gema yang berada di sana pun segera bersembunyi agar tidak ketahuan. Seperti yang diamatinya, ada yang tidak beres dengan Vella dan Luna.

Gema mengikutinya dan berakhir menghela napas berat, keduanya malah memasuki toilet cewek. Gagal lagi usahanya untuk mengetahui semuanya.

Vella mendorong Luna ke dalam toilet hingga cewek itu terduduk di atas kloset, lalu menutup pintunya.

"Jelasin ke gue kenapa lo bisa pemotretan sama Gema?!" Mata Luna melebar ketika Vella menunjukkan ponselnya, menampilkan Luna dan Gema melakukan pemotretan di agensi model Vella.

GEMA ALASKAR (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang