22| Tahu diri

2.5K 168 0
                                    

Teman-teman Gema baru saja pulang setelah mengajarinya bermain among us yang katanya game penambah dosa karena memfitnah orang lain sebagai impostor.

Sementara Dinda sudah pulang tidak lama setelah Anya pulang dengan Evan. Kebetulan kampus kakaknya tidak jauh dari rumah sakit tersebut

Gema kemudian mengambil ponselnya yang dicas dan menghidupkannya sebab tiba-tiba ponselnya mati saat mengunduh game among us.

Banyak notif ponsel yang bermunculan setelah ponselnya hidup, mulai dari notif cewek tidak dikenal mengirim dm padanya melalui instagram, notif berita, pesan dan panggilan tidak terjawab dari kakaknya dan Vella yang menanyakan kabar dimana dirinya.

Sister
Kamu dimana sih, Gem? Vella nyariin. Hari ini ada jadwal pemotretan juga.

Vella
Gema kamu dimana sih? Tadi aku ke rumah kata kakak kamu, kamu belum pulang.

Vella
Hari ini kamu ada jadwal pemotretan sama aku. Harus dateng!

Gema menutup ponselnya, ia cuma membaca pesan-pesan tersebut dan menyimpan ponselnya kembali di atas meja.

Ekspresi Gema membuat cewek yang sedang duduk di brankar mengernyit bingung. "Lo disuruh pulang, ya?" tebak Luna. Menurutnya ia melihat ponsel karena disuruh pulang sama kakaknya.

"Enggak." Gema bangkit dari sofa beralih tempat duduk pada kursi yang ada di samping brankar Luna.

"Trus kenapa?" Luna bertanya penasaran.

Gema menatap Luna dari sofa yang didudukinya. "Menurut lo kalo gue berenti dari pekerjaan gue sebagai model gimana?"

"Kenapa berenti? Itu pekerjaan lo kan?" Luna tidak habis pikir, disaat semua orang pengin menjadi model, Gema di sini malah ingin berhenti dari pekerjaan itu.

"Gak betah, gue ngelakuin itu juga karna terpaksa."

"Semua orang juga ngelakuin pekerjaan karna terpaksa juga, Gem. Gak semua yang dilakuin hanya karna kemauan semata, pastinya tuntutan ekonomi juga," papar Luna.

Baru kali ini Gema melihat Luna dengan sikap yang lebih dewasa. "Lo juga kerja karna butuh uang?"

Luna terdiam, lalu mengangguk sebagai jawaban. "Gue gak punya siapa-siapa di sini."

"Jadi lo ngapain pindah ke Bandung?"

"Gue kangen nyokap bokap. Mereka alumni SMANOV dulunya, makanya gue pindah ke sini," ujar Luna lalu tersadar padahal kan Gema meminta pendapatnya jika berhenti dari model. "Eh sorry gue malah curhat harusnya kan ."

"Gak papa."

"Kalo saran dari gue sih, lo pikirin baik-baik ke depannya gimana, keputusan semuanya ada di lo bukan di gue."

"Thanks sarannya, tapi cita-cita gue bukan jadi model sih," aku Gema. "Ngeband juga cuma sekedar hobi."

"Terus cita-cita lo apa emang?"

"Dokter." Luna seketika menahan tawanya.

"Kenapa lo?"

"S-serius mau jadi dokter?" tanya Luna karena tidak yakin dengan jawaban Gema.

"Iyalah, lo pikir orang kaya gue gak punya cita-cita apa?" Gema melipat tangannya di dada menatap sebal Luna.

"Gak gitu maksud gue," tukas Luna agar Gema tidak salah paham.

Gema menarik kursi yang di dudukinya agar lebih maju. matanya menatap iris mata Luna yang menatapnya balik.

"Trus apa, lo mau remehin gue?"

GEMA ALASKAR (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang