19| Pingsan

2.7K 181 4
                                    

Nungguin cerita ini update ya?

Udah pada follow aku belum biar tau kapan aku bakal update cerita ini? Kalo belum yuk buruan follow❤️

follow instagramku juga ya @melanithn @story.melthnz

Jangan lupa vote dan komennya ya🙏🏼❤️

Happy Reading!

* * *

"Ada tambahan lagi?" tanya Luna mengemasi barang-barang yang dibelanjakan oleh seorang wanita lansia, mungkin umurnya sudah berkepala enam tapi tubuhnya masih terlihat sehat hingga bisa pergi belanja ke minimarket.

"Udah itu aja."

"Totalnya jadi dua ratus dua puluh lima ribu enam ratus ya, Nek." sambung Luna.

Dia menyodorkan beberapa lembar uang kertas.

"Kembaliannya tujuh puluh empat ribu empat ratus ya," ujar Luna mengembalikan uang kembalian belanja.

"Kembaliannya buat kamu aja."

"Maaf, Nek. Ini uang Nenek, harus saya kembaliin," tolak Luna secara halus.

"Ambil aja, rezeki kamu." Luna tersenyum melihat Nenek itu. Ia merasa tidak enak jika mengambil uang tersebut.

"Maaf, Nek. Saya gak enak."

"Gak papa, ambil. Oma maksa loh," sahutnya lagi diselingi tawa.

"Yaudah kalo Nenek maksa, makasih ya, Nek." Luna tersenyum pada Nenek itu.

"Oh ya, belanjaannya biar saya yang bawain ya, Nek?" tawar Luna.

"Gak usah, biar supir saya yang ambil. Kamu cukup anterin Oma aja ke mobil."

"Baik, Nek."

"Daritadi kamu manggilnya nenek-nenek terus, panggil Oma dong, Oma Tisa." Luna tersenyum tipis lalu mengangguk. Beruntung malam ini ia bisa bertemu dengan orang seramah Oma Tisa.

Luna menghampiri Nenek tersebut membantu menuntunnya perlahan keluar minimarket. Sementara supirnya mengambil belanjaan Nenek tersebut untuk dimasukkan ke dalam mobil.

"Nama kamu siapa?"

"Luna, Oma."

"Kamu masih sekolah?"

"Masih, Oma. Saya kelas 12."

"Loh, kok kamu malah kerja, bukannya fokus belajar buat UN?" Luna terdiam sejenak.

Memang di usianya seperti ini seharusnya fokus terlebih dahulu dalam belajar karena nilai akhir di masa SMA sangat menentukan di mana orang membuat pilihan untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi atau bekerja.

"Saya-

"Oma?" Suara bariton membuat Luna dan Oma yang di sampingnya menoleh.

"Gema?" Gema yang baru membuka helmnya kemudian menuruni motor dan menghampiri Oma Tisa.

Oma Tisa langsung memeluk Gema. "Ya ampun, Oma kangen banget sama kamu."

"Gema juga, Oma." Gema melirik Luna yang berada di samping Omanya, tapi cewek itu malah membuang wajah padanya, lantas Gema melepaskan pelukan Oma Tisa.

"Niatnya Oma mau ngasih kejutan buat kamu nanti ke rumah, eh malah ketemu di sini." Gema terkekeh.

"Oh ya Oma sampe lupa kenalin, ini Luna." Oma Tisa mengenalkan Luna pada Gema.

GEMA ALASKAR (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang