Hari terus berlalu tentunya, SMA Supernova sudah membagikan hasil kelulusan dan semuanya sudah dinyatakan lulus. Tentunya Luna dan lainnya sudah bukan anak SMA lagi. Pengumuman SNMPTN pun sudah diumumkan, Luna dan Dinda lulus masuk jalur undangan ke universitas yang dituju membuat keduanya sudah bebas dari ujian dan impiannya masuk universitas telah terwujud, mereka memutuskan untuk menjadi guru private mengulas soal-soal SBMPTN bagi yang lain.
Gema senang mendengarnya, namun rasa senangnya belum begitu puas karena bingung kampus apa yang akan menjadi pilihan Luna nantinya.
Waktu Gema bisa melihat Luna tidak banyak sekarang, Gema tidak bisa mengejar Luna mengikuti universitas di luar negeri sana, ia sudah membuat keputusan untuk tidak mau meninggalkan kota kesayangannya dan tidak melihat makam ibunya setiap minggunya. Memang waktu itu ayahnya menyuruhnya untuk berkuliah di luar negeri namun Gema tetap menolak.
Jika Luna bertekad pergi ke luar negeri, Luna akan jauh dari Gema begitupun sebaliknya, apalagi pasti ia akan dekat dengan cowok lain di luar negeri sana. Luna akan menjadi cewek idaman karena cantik dan jenius. Namun dalam hal perasaan Luna sangat kurang ahli, Gema bahkan pernah mengatakan pada Leo dan Rino bahwa Luna jenius yang bodoh membiarkan mantan pacarnya yang dulu selingkuh dengan temannya sendiri.
"Gema, soalnya udah lo kerjain?"
"Gema?"
"Hah, apa?!" Kening Luna berkerut tidak biasanya Gema melamun seperti ini.
"Soalnya udah selesai lo kerjain?"
"Oh ini, udah kok," kata Gema sembari tercengir.
"Lo gak apa-apa?"
"Nggak, gue gak apa-apa."
"Kalo gitu gue pulang, ya? Udah malem banget." Luna membereskan buku-bukunya dan memasukkannya ke dalam totebag.
"Maaf ya gue minta ngajarin lo sampe semalem ini."
"Ngapain minta maaf, justru gue seneng bisa bantu."
"Kalo gitu, lo gak mau makan dulu?" tawar Gema. "Tadi gue liat lo makan cuma dikit." Luna menyampirkan totebagnya, bangkit berdiri.
"Makasih, gue langsung pulang aja."
"Tunggu bentar!"
"Kenapa?" Raut wajah Luna membingung. Beberapa saat kemudian Gema kembali.
"Lo mau kemana?"
"Anter lo pulang, gak baik cewek pulang sendiri."
"Mbak Luna ini." Asisten rumah tangganya datang memberikan tempat makan pada Luna.
"Gema?"
"Ambil."
"Maaf ya bi, jadi ngerepotin."
"Nggak apa-apa, Mbak Luna. Lagipula Mbak Luna udah ngajar seharian," ujar ART.
"Yaudah kalo gitu Gema anter Luna pulang dulu ya, bi."
"Langsung pulang Den Gema, nanti tuan marah."
"Iya." Gema langsung mengantarkan Luna pulang. Keduanya tampak diam-diaman di dalam mobil mungkin keduanya sama-sama lelah belajar seharian ini.
"Luna?"
"Luna?" ujar Gema menepuk bahu Luna baru ia tersadar dari lamunannya.
"M-maaf, udah sampe ya?" Sedaritadi Gema perhatikan Luna banyak melamun di dalam mobil bahkan seksrang tidak sadar kalau sudah sampai di kosannya.
"Lo kenapa?"
"Gue gak apa-apa."
"Bener?"
"Iya, makasih udah nganterin pulang." Gema mengangguk, ia tenang jika tidak terjadi apa-apa pada Luna.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA ALASKAR (COMPLETED)
Teen Fiction#1 in teenfiction (09/03/2022) #1 in badboy (09/03/2022) #1 in troublemaker (18/08/2022) #29 in fiksiremaja (28/03/2021) (Jangan lupa follow Author) Masalah bermula dari pertemuan tidak sengaja Gema Alaskar dan Luna Arnetta di sebuah kafe di pusat K...