Vote commentnya jangan lupa ya
Happy reading❤️
* * *
Gema berusaha menutup matanya sedaritadi, tapi rasanya matanya susah sekali untuk tidur. Gema tidak bisa tidur apalagi masih kepikiran dengan ruangan itu. Entah kenapa bisa sepenasaran itu dirinya akan hal yang tidak penting. Tetapi ia yakin ada sesuatu yang disembunyikan oleh Vella sejak di dapur tadi.
Jam sudah menunjukkan pukul 11 lewat, sepertinya Vella sudah tidur mengingat cewek itu bilang tidak pernah begadang karena takut matanya berkantung.
Gema berjalan menuruni tangga dan berakhir tiduran di sofa ruang tamu. Ia melipat satu tangannya ke belakang kepala sebagai bantalan sofa dan mulai terlelap, rasanya lebih nyaman tidur di sofa daripada di kamar tadi.
Tanpa disadari ada yang mengamatinya diam-diam di balik pintu dapur. Kalian pasti tahu, Luna orangnya. Menatap Gema membuat pikirannya terlintas kata-kata murahan. Tapi Luna bukan orang yang jahat hanya karena salah paham ja membalas dendam pada Gema karena sudah disebut seperti itu.
Luna melangkahkan kakinya kembali ke kamar, tapi tidak di sangka cewek itu malah balik keluar lagi dengan membawa selimut yang ia berikan untuk menutupi tubuh Gema. Udara kota Bandung sangat dingin di malam hari, walaupun sudah di dalam ruangan tetap saja terasa dingin karena masuk melalui ventilasi udara.
Setelah menutupi tubuh Gema, Luna menatapi wajah cowok itu sesaat membuat senyum Luna terbit karena cowok itu terlihat lucu saat tidur dibandingkan bangun lebih menyeramkan karena selalu menatapnya tajam apalagi rasa gengsinya yang berlebihan.
Gue harap lo gak salah paham lagi, Gema.
Tidak mau lama-lama karena takut ketahuan, Luna memutuskan untuk pergi dari ruang tamu sekarang juga. Tapi matanya membulat ketika sebuah tangan mencekalnya.
Mati gue! batin Luna pasrah.
"Maafin gue, Alin...," racau Gema.
Luna menoleh, mendapati Gema yang masih tertidur pulas, rupanya cowok itu mengigau tadi. Tapi ia terheran dengan seseorang yang Gema ucapkan tadi.
Siapa Alin?
* * *
Gema terbangun mendengar suara orang memasak di dapur, lantas ia bangun mengucek matanya, mengumpulkan nyawa dan melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 06.20.
Buru-buru Gema beranjak bangun sembari menyibakkan selimut yang langsung membuatnya diam terheran menatap selimut tersebut.
Sejak kapan gue pake selimut?
Ah mungkin Vella yang kasih, pikirnya lalu pergi untuk mandi.
Seperti biasa pagi-pagi Luna sudah bangun dan bersiap membantu Bi Ida untuk membuat sarapan tapi kali ini Bi Ida melarangnya sebab Vella tidak mau Gema mengetahui kalau Luna tinggal di rumahnya.
Semalam juga saat Luna ingin berangkat bekerja pun ia susah untuk keluar, untungnya saja kamarnya memiliki jendela sehingga mudah keluar tanpa melalui pintu dapur.
Kali ini ia pun melakukan itu, Evan tadi mengiriminya pesan bahwa ia sudah berada di depan rumah. Luna masih bersiap-siap, mengikat rambutnya tapi samar-samar ia mendengar suara seseorang dari luar kamar.
"Bi..."
"Eh Den Gema." Bi Ida yang sedang menyiapkan sarapan dikagetkan oleh kedatangan Gema ke dapur yang sudah siap dengan seragam untuk berangkat sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA ALASKAR (COMPLETED)
Teen Fiction#1 in teenfiction (09/03/2022) #1 in badboy (09/03/2022) #1 in troublemaker (18/08/2022) #29 in fiksiremaja (28/03/2021) (Jangan lupa follow Author) Masalah bermula dari pertemuan tidak sengaja Gema Alaskar dan Luna Arnetta di sebuah kafe di pusat K...