18| Maaf

2.6K 184 4
                                    

"Saya harap kalian bisa paham materi kali ini, jangan lupa di kerjakan tugas latihannya. Minggu depan saya periksa satu-satu. Saya akhiri pelajaran hari ini. Salam."

Semua murid paham setelah mendapat instruksi dari Bu Indah selaku guru Ekonomi yang
baru selesai mengajar tersebut. Kemudian mereka membereskan alat tulisnya masing-masing sebelum bubar untuk pulang.

Luna kembali melirik bangku Gema, ia kembali absen pelajaran lagi, hari ini sama sekali ia tidak masuk ke dalam kelas. Luna benar-benar merutuki dirinya sendiri kenapa tangan berdosa sekali main menampar Gema begitu saja tanpa tahu jelas kebenarannya seperti apa.

"Lun?" Luna menoleh pada Dinda. "Lo lebih baik minta maaf sama Gema. Gema gak mungkin berantem kalo bukan orang itu gak nyari masalah dulu sama dia."

"Gue salah ya, Din?"

"Enggak kok, cuman--

"Din, balik yuk?" Anya tiba-tiba datang mengajaknya pulang.

"Iya, Nya, bentar." Dinda bangun, menggamit tasnya. "Lun, lo pulang sama siapa?"

"Sama siapanya bukan urusan kita, Din. Ayo pulang? Udah mau sore nih, gue mau kerja." Luna tertegun mendengarnya. Entah kenapa Anya juga mendadak berubah sikapnya pada Luna.

"Nya, tapi Luna?" Anya menggandeng tangan Dinda. "Ayo ih, kelamaan!"

Anya sudah membawa Dinda pergi, dan kini di kelas tinggal Luna sendiri. Ralat. Luna baru sadar kalau Rino dan Leo masih di bangku mereka masing-masing sedang berbincang. Apa ini waktu yang tepat untuk menanyakan Gema di mana sekarang?

"No, Leo?" Luna memberanikan diri menghampiri mereka dan bertanya, "Gema di mana?"

"Gak tau, emang aing bapa moyangnya," jawab Rino tak acuh.

"Tapi kan dari jam pertama lo disuruh cari dia tapi malah gak balik lagi ke kelas."

"Udah deh, Lun. Gue tau dari awal lo sekolah di sini kerjaan lo itu cuma buat cari masalah doang, ganggu kehidupan kita-kita terutama Gema."

"Le, udah, Le. Balik yuk? Kita bawa tasnya Gema."

"Entar, No. Dia mesti tau semua soal tadi, biar dia sadar dia bela orang yang salah." Luna mengerutkan keningnya, ia tidak mengerti dengan maksud Leo.

Leo mengambil sesuatu dari kolong mejanya. Menunjukan selembaran kertas lecek pada Luna. "Anak mading itu yang nempelin berita ini di mading sekolah sebelum jam istirahat. Dan lo sekarang tau kan apa yang lo perbuat sama Gema yang sering baik sama lo?"

Luna tersenyum tipis menatap kaca di depannya, ia salah menilai Gema dan malah bertindak seenaknya. Sepertinya ia harus meminta maaf pada Gema ahar demua masalah kembali normal.

Buru-buru Luna menyalakan keran wastafel dan mencuci wajahnya untuk menjernihkan pikirannya. Melupakan sejenak ucapan Leo pasal di kelas tadi dan juga sikap Anya yang mendadak berubah padanya.

Kenapa banyak sekali masalah di hidupnya? Belum kelar masalah yang lalu ia harus ditambah masalah lain lagi.

Luna berjalan keluar dari toilet, melewati koridor untuk segera pulang. Suasana sekolah cukup sepi karena ia pulang akhiran untuk mencegah omongan para murid yang saat di kelas tadi sudah membicarakannya akibat ia menampar Gema. Vella pun pasti mengetahui hal itu dan siap-siap saja di rumah Luna akan mendapat hukuman lagi dari Vella.

Semenjak kejadian tadi, Luna juga lupa untuk memakan bekalnya yang ia bawa dari rumah. Selera makannya hilang apalagi badannya sedang kurang sehat kali ini.

GEMA ALASKAR (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang