03| Sekelas

4.3K 306 22
                                    

Yuk vote dulu sebelum membaca🌟🙏🏻

Jangan lupa komen ramaikan part ini ya

Happy Reading💕

* * *

Upacara telah usai, semua murid berhamburan ke kelas masing-masing dan ada juga yang pergi ke kantin sebelum jam pelajaran dimulai.

Mungkin kalian berpikir Gema dan kedua temannya ikut upacara tapi nyatanya tidak mereka malah pergi bolos upacara di warung babeh yang berada di belakang sekolah. Lagipula masih hari pertama sekolah jadi ketiganya asik nongkrong di warung tersebut.

Berulang kali Babeh Darsun memperingatkan ketiganya agar tidak terlalu sering bolos saat nanti kelas 12 tetap saja mereka malah bolos lagi. Memang anak jaman sekarang susah diaturnya.

"Balik ke kelas kuy, kayanya dah kelar upacaranya nih," ajak Rino pada Gema dan Leo.

"Kuy!"

Ketiganya kemudian berjalan ke arah tembok tinggi belakang sekolah yang terhubung dengan jendela gudang, tempat mereka bisa keluar dari sekolah ketat tersebut.

"Siapa dulu yang naik nih?" tanya Leo.

"Lo berdua duluan, gue terakhir," jawab Gema.

"Oke deh."

"Kalo ada anak OSIS, lo berdua alihin mereka supaya ga liat ke dalem gudang." Leo dan Rino sama-sama mengangguk lalu Leo terlebih dulu menaiki tangga tersebut pelan-pelan. Dan Rino di belakangnya menunggu.

Setelah mereka masuk ke dalam gudang, Leo dan Rino keluar memastikan agar tidak ada anak OSIS yang mengecek gudang tersebut.

"Mampus ada anak OSIS!"

Melihat anak OSIS dari kejauhan berjalan ke arah gudang, Rino kemudian menarik Leo agar segera pergi dari gudang tersebut dan mengumpat.

"Disini gudangnya, alat kebersihannya ada di dalem,"
ucap anak OSIS cowok itu terburu-buru karena tadi dia sempat melihat dua orang yang membolos upacara.

"Gue tinggal dulu kalo gitu," sambungnya.

Luna membuka pintu dan memasuki gudang itu, Luna melihat sekeliling mencari dimana letak alat kebersihan di simpan.

"Dimana sih?" gerutunya, kemudian berjalan keujung gudang tersebut dan berhasil menemukan alat kebersihan.

"Ketemu juga akhir-Aaaa

Hmphh!

Seekor tikus putih berhasil membuatnya terkejut dan teriak tapi sebuah tangan kekar mendadak membekapnya. Luna berusaha berteriak melepaskan tangan tersebut yang mengunci dirinya tapi tetap tidak bisa.

"Diem, tikusnya bakal pergi sendiri," ujar cowok itu lalu melepaskan tangannya. Lantas Luna berbalik karena ingin memaki siapa cowok yang membekapnya tadi.

Mulutnya yang bersiap ingin memaki langsung terbungkam melihat cowok yang ada di hadapannya. Bagaimana bisa cowok tersebut satu sekolah dengannya?

Luna seketika langsung menunduk saat Gema menatap teduh matanya, Luna hanya bisa berharap cowok itu tidak mengenal wajah Luna bahkan mengingat ucapannya kala itu.

"Sorry." Luna bernapas lega sebab dia tidak mengenal Luna dengan penampilannya seperti itu.

"I-iya." Luna hanya menjawab singkat dan segera mengambil alat kebersihan itu, sebaiknya Luna cepat pergi dan tidak perlu berbasa-basi lagi menanyakan kenapa cowok itu bisa tiba-tiba di dalam gudang sebelum wajahnya mulai dikenali.

GEMA ALASKAR (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang