"Lo gak mau makan?"
Luna menggeleng. "Nggak, gue masih kenyang."
Gema kembali melanjutkan aktivitas makannya yang sempat tertunda, mungkin cewek itu masih kenyang karena makan makanan dari Evan.
"Oh ya nanti pulangnya jangan ngebut lagi." Luna berpesan.
"Kenapa?" Gema bertanya. "Khawatir, takut gue mati di jalan?"
"Bukan gitu, ya kalo misalnya lo mati gue juga ikut mati bloon!" dengus Luna. "Kan gue naik motor lo."
"Iya gue tau, bodoh, gue juga gak mau mati sekarang."
"Ih kasar!" Luna mendumel.
"Lo juga ngatain gue bloon, bloon sama bodoh apa bedanya?"
Iya juga ya?
Astaga malu! Luna bergerutu dalam hati, mau taruh di mana wajahnya saat ini, tidak ada tempat bersembunyi di tempat makan seperti ini.
Luna tidak menanggapi ucapan Gema lagi, ia memalingkan wajahnya menatap kagum pemandangan kafe saat matahari tenggelam di sore hari.
"Lo suka viewnya?" Luna mengangguk senang.
"Gue mau ke sana dulu, sayang kalo gue gak diabadiin sunsetnya." Luna beranjak bangun dan mengeluarkan ponselnya untuk memfoto sunset. Sudah lama ia tidak mengasah dirinya untuk berfoto apalagi dulu ia merupakan ketua jurnalis di sekolah.
Beberapa kali Luna memfoto pemandangan di kafe tersebut dan Luna puas dengan hasilnya, sangat bagus. Sampai tidak sadar ada seseorang yang tersenyum di sana memfotonya diam-diam.
Hari menjelang malam, matahari pun sudah tenggelam dan keduanya masih berada di sana. Gema sudah menyelesaikan makannya, beranjak bangun dan menghampiri Luna yang masih di sana.
Selain sunsetnya yang bagus, pemandangan malam hari di kafe tersebut juga sangat indah. Hamparan bintang di langit dan lampu perkotaan bisa dilihat dari kafe tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA ALASKAR (COMPLETED)
Teen Fiction#1 in teenfiction (09/03/2022) #1 in badboy (09/03/2022) #1 in troublemaker (18/08/2022) #29 in fiksiremaja (28/03/2021) (Jangan lupa follow Author) Masalah bermula dari pertemuan tidak sengaja Gema Alaskar dan Luna Arnetta di sebuah kafe di pusat K...