53| Revan ditahan

1.8K 131 3
                                    

Evan mengepalkan tangannya menunggu dokter keluar dari ruang ICU. Ia takut Kenzo kenapa-kenapa, apalagi dirinya kecelakaan karena pecah ban dan menabrak trotoar saat balapan ditambah dengan frustasi setelah kabur dari rumah orangtuanya, Kenzo tinggal di rumah Rafly sementara waktu ini.

Sebelumnya ia sudah melarang untuk berhenti balapan karena polisi pernah memeriksa geng mereka yang mendapati banyak pelanggaran, dan sekarang pasti terulang kembali. Evan yakin pasti semua ini ulah Bastian.

"Van, gue udah bayar administrasinya Kenzo, thanks ya!" Evan mengangguk, mengambil kartu atm-nya. Untuk urusan uang Evan tidak pernah mempermasalahkan jika yang dipakai uangnya sendiri yang ditabung dari hasil balapan dan jual mobil.

"Udah telepon orangtuanya Kenzo?" tanya Luna.

"Udah, tapi gak ada yang angkat."

"Kakak atau adeknya gitu?" sambungnya.

"Dia anak tunggal, Lun."

"Gue bantu lo jaga Kenzo, Fly. Gue anter Luna balik dulu," ucap Evan. "Kabarin kalo dokter udah keluar."

"Sip!" Evan membawa Luna pergi, namun di parkiran mereka malah melihat seseorang yang sudah ditunggu-tunggu Evan untuk datang daritadi.

"Wih masih sibuk bawa pacar aja temen lagi sekarat."

"Van, Revan!" Luna meneriaki Evan yang tidak segan-segan langsung menghampiri dan menarik baju orang itu.

"Maksud lo apa, Bas?! Temen gue gak sekarat!" Ya dia Bastian. Cowok gak ada adab yang bukamnya menjawab malah cengengesan.

"Santai, kita temen ya gak?"

"Nggak ada kata temen kalo orang ini yang jadi pemimpin dibalik Avigoz aja gak bener!" Bastian menepis kasar tangan Evan yang mencengkram bajunya.

"Makin hebat ya lo, diriin Avigoz tanpa sepengetahuan gue, seolah-olah lo yang diriin dan bawahan gue pada nurut apa kata lo! Lo pikir gue gak bisa buat geng baru? Bisa. Asal lo mau tau, Kenzo balapan sama gue demi dapet uang, kalo dia menang, gue kasih dia uang, kalo gue yang menang, otomatis dia masuk geng baru gue."

Bugh!

"Jangan harap!"

"Evan, cukup!" Luna meraih bahu Evan agar berhenti berkelahi di parkiran rumah sakit.

"Jangan halangin gue, Luna! Orang ini gak akan pernah sadar kalo gak dikasih tau!"

"Oh jadi lo baru sadar sekarang? Lo main-main sama ranjau."

"Van, awas!"

Bugh!

Kali ini Bastian yang gantian menghajar wajah Evan.

Grap!

"Lo gak usah ikut-ikutan, bisa gak!" Mata Luna membulat ketika tangannya ditarik seorang cowok.

"Lepas! Gue mau nolongin Evan!" Mendengar kata 'Evan', cowok itu melepaskan kasar tangan Luna. "Awsh, lo kasar banget sih?!"

"Baru digituin aja udah sakit, gimana kalo lo kena sasaran mereka? Otak tuh dipake, misahin mereka sama aja nyerahin nyawa lo sendiri, emang sesulit itu minta bantuan orang lain?"

Luna terdiam, bukan karena perkataan cowok bertudung itu melainkan kedua bola matanya yang nampak familiar walaupun wajahnya tidak terlihat karena memakai masker dan kurangnya pencahayaan lampu jalan.

"Eh tunggu!"

Cowok itu melenggang pergi, Luna sudah mengejarnya namun kehilangan jejak karena cowok itu berlari sangat cepat. Luna memutuskan untuk kembali ke tempat dimana Evan dan Bastian berantem tadi.

GEMA ALASKAR (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang