51| Tersadar

1.8K 124 7
                                    

Satu bulan berlalu, kepulangan mereka dari Singapura membuat Luna tidak mengenal Gema yang ia kenal seperti dulu lagi. Gema malah akrab dengan Vella yang jelas akan menjadi tunangannya. Mereka memang cocok, cantik dan ganteng dan sama-sama orang kaya. Dibandingkan Luna tidak ada apa-apanya.

"Hei!" Luna terkejut Evan duduk di depannya. "Mikirin apaan?"

"Nggak."

"Nggak ke kantin? Apa nungguin gue ajakin?" godanya.

"Pede banget lo." Luna tertawa.

"Lo ngapain megangin dompet?" tanyanya melirik tangan Luna yang memegang dompet. "Kekurangan duit?"

"Enak aja!"

"Coba gue liat." Evan mengambil dompet Luna.

"Van, balikin!" Evan merogoh sakunya dan memasukan uang lembar seratus ribu ke dalam dompet Luna. "Bener kan dompet lo kosong cuma ada ceban doang."

"Revan!" Luna bangun dari kursinya mengambil dompet tersebut. Untungnya suasana kelas lagi sepi karena sedang jam istirahat jadi mereka tidak akan jadi sorotan.

"Bentar gue pengen liat muka lo di KTP." Revan mengambil KTP Luna. "Wih cakep banget temen gue, 03 Mei 2003, tanggal lahirnya cakep banget angkanya 03-05-03."

"Revan, lo jangan nyebelin deh!" Luna merebut dompetnya. Namun sebuah foto jatoh ke lantai. Evan memungut foto itu, membalikkannya untuk mengetahui itu foto tersbut adalah foto siapa.

"Revan! Itu foto gue sama temen kecil gue."

Evan menatap Luna, ia seolah tidak percaya melihat foto yang terjatuh dengan wajah Luna yang sekarang.

"Lo beneran Anet?"

* * *


"Gem, barter yuk?" tawar Leo. Kening Gema berkerut.

"Barter soal?"

"Ya itu mah bagian lo, gue barter pake soal kelanjutan percintaan lo sama Luna, gimana?"

Menarik tawaran Leo, Gema menghela napas."Yaudah, barter soalnya aja kan?"

"Y-ya gak soalnya juga, sama jawabannya juga kali. Gue kan baru tau lo pinter, semester 1 kemarin aja bisa ranking 3."

"Emang gue dasarnya pinter, ya gak, No?" Gema yang bertanya pada Rino mendadak merubah raut wajahnya, cowok itu malah tidur bukannya niat belajar datang ke rumah Rino.

"Malah molor tuh anak belajar mtk," dengus Leo. "Oh ya lo gak ada niatan cerita soal kakak lo sama Luna?"

"Gue gak mau ganggu dia dulu, kakak gue juga kan masih tahap pemulihan, gue juga mau fokus belajarnya." Gema menatap kembali bukunya.

"Lo gak takut Luna balikan lagi sama Evan?" Gema menatap Leo tajam.

"Nggak."

"Lo jangan main percaya aja sama dia, Gem. Orang licik kaya dia."

"Gue...gue gak tau. Dia bilang ke gue cuma mau minta maaf dan mutusin hubungan pacarannya sama Luna."

"Ini nih, kebanyakan baca buku IPA bukan IPS, mikirnya bukan pake logika tapi make ati, empedu sama lambung," ucap Leo tidak habis pikir, semenjak pulang ke rumah orangtuanya dan berusaha baikan dengan Evan, otak Gema jadi bermasalah. "Gue kasih tau ya Gema, dia bilang minta maaf itu bukan buat ngeakhiri hubungan, justru itu cara dia pendekatan balik sama Luna."

Benar juga apa kata Leo, bisa saja Evan sengaja melakukan itu agar bisa dekat lagi dengan Luna. Kenapa Gema sebodoh itu.

"Sekarang lo temuin dia, jelasin, biar gak salah paham," jelasnya.

GEMA ALASKAR (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang