21| Rumah Sakit

2.8K 186 1
                                    

Mau buat author seneng ga? Jangan lupa divote dan komen yaa☺️❤️

* * *

Meskipun belum waktunya pulang, Gema langsung membawa Luna ke rumah sakit dengan meminta izin pada satpam karena gawat darurat mungkin bisa saja ada luka dalam saat Luna pingsan di toilet tersebut.

Gema tidak pernah membawa mobilnya ke sekolah, jadi ia membawa Luna menggunakan mobil Evan, cowok itu yang menyetir sementara Gema duduk di jok belakang menemani Luna.

Sampai di rumah sakit, perawat langsung sigap membawa Luna dengan brankar yang disediakan untuk masuk ke dalam ruang IGD.

Tubuhnya lunglai melihat Luna diperiksa di dalam ruangan sana, Gema mengusap wajahnya yang gelisah, takut terjadi apa-apa dengan cewek tersebut karena terakhir ia bersamanya.

Bugh!

Evan yang diam bersandar pada tembok tiba-tiba menghantam pipi mulusnya Gema hingga mengeluarkan darah segar di sudut bibirnya, tubuhnya juga sampai terhuyung ke samping, untungnya ia bisa menyeimbangkan dirinya agar tidak jatuh.

Evan menarik seragam Gema dengan kesal. "Semua ini gara-gara lo tau gak? Harusnya lo bisa jagain dia!"

Tangan Gema terangkat menepis tangan Evan yang masih menggenggam erat seragamnya.

"Kalo terjadi sesuatu sama Luna gue abisin lo!"

Ceklek!

Kehadiran dokter dan suster yang memeriksa Luna tadi membuat kedua cowok tersebut menoleh bersamaan.

"Gimana kondisinya, dok?" tanya Gema sambil mengusap sudut bibirnya yang berdarah.

"Kondisinya tidak terlalu parah, dia hanya kelelahan sehingga kekurangan asupan cairan," papar sang dokter. "Saat ini sebaiknya beliau dirawat dulu selama satu atau dua hari."

"Sekarang udah boleh dijenguk, dok?" Evan yang bertanya.

"Boleh, silahkan urus terlebih dahulu administrasinya sebelum pasien kami dipindahkan ke ruang rawat," lanjutnya.

"Sus, tolong bantu urus administrasinya."

Suster itu mengangguk. "Baik, dok."

"Biar gue yang urus administrasi," ujar Gema.

"Iyalah, harus lo, lo yang buat dia celaka," tukas Evan. Gema hanya bisa berdecak dalam hati, yang nyelakain siapa yang disalahin siapa.

"Jagain Luna," pesan Gema.

"Pasti gue jagain."

"Mari ikut saya." Gema kemudian melangkahkan kakinya pergi mengikuti suster tadi.

Di usia muda Gema sudah bisa mencari uang sendiri, berbeda dengan Evan, saudara tirinya. Walaupun sebatas saudara hanya Rino dan Leo yang mengetahuinya. Karena saat itu Gema ngamuk-ngamuk di rumah tempat latihan dan mengatakan bahwa papanya menikah mamanya Evan tanpa persetujuannya dengan Celine.

"Atas nama Luna Arnetta, sus."

"Baik, totalnya..." Suster itu menyodorkan struk administrasi.

"Pake debit ya, sus."

"Iya, boleh." Gema mengeluarkan dompetnya mengambil salah satu kartu atm hasil kerja keras yang ia tabung dalam bank.

"Ini kak. Di ruang rawat Lily 1 ya,"

"Makasih, sus." Setelah mendapatkan kartu atmnya kembali, Gema memasukkan dompetnya ke dalam saku. Ia harus segera menemui Luna, memastikan kondisinya secara langsung.

GEMA ALASKAR (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang